Literasi News - Sebanyak 571 kelompok melibatkan 2.855 peserta dari berbagai daerah tersebar di seluruh Indonesia mengikuti Kompetisi Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional. Kompetisi yang merupakan rangkaian kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional kerjasama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan KPOTI pusat tersebut dilaksanakan secara virtual dan daring.
Hingga 26 Oktober 2020, telah terkumpul ratusan video kiriman peserta yang mengikuti tujuh kategori permainan yang dikompetisikan. Video kiriman peserta tersebut mulai menjalani penilaian hingga 28 Oktober 2020.
Hal itu dikatakan Ketua Kurator Penjurian Dr. Zaini Alif M.Ds yang juga Ketua Umum KPOTI (Komite Permainan Rakyat dan Olah raga Tradisional Indonesia) saat menyampaikan laporan pada acara pembukaan 'Penjurian Kompetisi Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional, Rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional'. Acara berlangsung di el Hotel Royale Kota Bandung Jawa Barat, Senin 26 Oktober 2020.
Baca Juga: Heroik, Personil Sabhara Polres Cianjur Tolong Ibu Hamil yang Alami Kontraksi saat Antre BPUM
Acara dimulainya penjurian dibuka oleh Penanggung Jawab Bidang Kompetisi Kemendikbud, Sjamsul Hadi, SH.MM yang juga Direktur Kepercayaan Kepada Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemendikbud.
Dia berharap tahun ini juga bisa dilakukan pemetaan untuk mencari permainan tradisional yang bisa dilombakan secara virtual. Namun permainannya harus diutamakan yang memiliki kandungan nilai nilai pembelajaran.
Baca Juga: Delapan Kios Di Jalan Arif Rahman Hakim Cianjur Ludes Terbakar
"KPOTI juga diharapkan bisa melakukan pendampingan ke dinas dinas di kota kabupaten, supaya nantinya mereka bisa paham dan lomba lomba virtual berikutnya bisa diikuti lebih banyak peserta dari tiap kota kabupaten," katanya.
Sementara itu Zaini mengatakan dirinya cukup terkejut dengan respon dan antusias peserta. Sebab baru pertama kali kompetisi yang merupakan rangakaian PKN dilaksanakan daring, ternyata jumlah pesertanya membludak hingga mencapai ratusan.
"Jadi banyak hikmah dari masa pandemi ini. Misalnya congklak, di kompetisi kali ini bisa dihadirkan virtual, hebatnya bisa dimainkan anak anak di seluruh indonesia. Flatform ini nantinya bisa menjadi rujukan. Apalagi even ini disebut sebut termasuk festival virtual terbesar di dunia," ujarnya.
Baca Juga: KPU Cianjur Terbitkan Surat Suara untuk Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
Zaini menjelaskan proses penjurian berlangsung 26 - 28 Oktober 2020. Jumlah pesertanya 571 kelompok, setiap kelompol melibatkan lima oramg, sehingga total peserta yang terlibat bisa mencapai lebih dari 2.855 orang.
Zaini menjelaska ada tujuh permainan yang dilombakan dan kompetisinya dibagi menjadi dua kategori yaitu kategori provinsi dan umum. Perinciannya, kategori provinsi ada empat lomba yaitu Kompetisi Congklak Virtual diikuti peserta 24 kelompok, Egrang Halang Rintang 14 kelompok, Lomba Bakiak Kreasi 13 kelompok dan Bolak Balik Balok 15 kelompok.
Baca Juga: MUI Minta Pemerintah Bersikap Soal Macron, Dubes Prancis Harus Memberi Klarifikasi
Sementara kategori umum, yaitu Video 1 Menit diikuti 380 kelompok, Lomba Papancakan Tertinggi 23 kelompok, dan Egrang Kreasi Gerak 102 kelompok. " Juri yang dilibatkan melakukan penilaian ada 30 orang, selain itu ada 8 orang admin, Tim Kurator empat orang dan Editor Video tiga orang, sehingga totalnya menjadi 45 orang," ujarnya.***