Literasi News – Jawa Barat kini sudah mulai meninggalkan rapid test untuk mendeteksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Pemprov Jabar mulai mengarahkan pada uji usap (swab test).
Ketua Divisi Kerja Sama, Logistik, Bantuan Sosial (KLBS) pada Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat Arifin M. Soendjaya mengatakan, WHO sendiri merekomendasikan semua negara melakukan 3T dengan metode PCR karena hasilnya lebih akurat dibandingkan rapid test (RDT).
Saat ini, kapasitas uji usap Jabar sebanyak 514.638. Sementara RDT sebanyak 363.033, berdasarkan data Pikobar sampai 24 Oktober 2020.
Baca Juga: Latihan bebas III MotoGP Teruel 2020, Morbidelli Menjadi yang Tercepat
Menurutnya, uji usap Jabar telah melebihi standar WHO, yakni 1 persen dari populasi penduduk. Diasumsikan jumlah penduduk Jawa Barat 50.000 (saat ini masih Sensus Penduduk 2020), maka tes PCR yang harus dilakukan sesuai standar WHO adalah 500.000.
Dalam memproduksi Flocked swab HS-19 yang segera digunakan di Jawa Barat, lanjut dia, Universitas Indonesia (UI) membentuk konsorsium yang terdiri dari Research Center for Biomedical Engineering (RCBE) Fakultas Teknik UI (FTUI) dan peneliti dari Fakultas Kedokteran UI (FKUI).
Beberapa mitra industri UI juga berpartisipasi seperti Dynapack Asia Pte Ltd, PT Chandra Asri TbK, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Ingress Malindo Ventures, PT Toyota Auto Body-Tokai Extrusion, PT Sri Tita Medika, PT Langgeng Jaya Fiberindo, dan PT Indachi Prima.
Baca Juga: Ini Pesan Ketua DPW PKB untuk Perempuan Bangsa Jawa Barat
Flocked swab HS-19 pertama dibuat Mei 2020 dan terus mengalami penyempurnaan baik dari sisi produksi dan proses kerja. Flocked swab buatan Indonesia HS-19 ini telah diproduksi setelah melalui tahapan riset dan pengujian dari Laboratorium Mikrobiologi FKUI, untuk memastikan produk telah aman digunakan bagi tenaga kesehatan maupun pasien.