Waspadai Banjir dan Longsor, Puncak Musim Hujan Sedang Berlangsung. Berikut Ini Penjelasan BMKG

19 Januari 2021, 17:06 WIB
Ilustrasi: BMKG Mengimbau agar mewaspadai bencana banjir dan longsor saat ini masuk puncak musim hujan /BMKG

Literasi News - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada akhir 2020 lalu pernah memprediksikan puncak musim hujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2021. Kini BMKG kembali memperingatkan cuaca ekstrem yang bakal meningkat selama periode puncak musim hujan yang akan berlangsung sampai bulan Februari 2021 mendatang.

"BMKG terus meminta masyarakat dan seluruh pihak untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat dalam periode puncak musim hujan ini," terang Deputi Bidang Klimatologi Herizal kepada wartawan, di Jakarta, Selasa 19 Januari 2021.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan sebagian besar wilayah terutama Jawa, Bali, Sulawesi Selatan hingga Nusa Tenggara saat ini sudah memasuki puncak musim hujan yang diperkirakan akan berlangsung sampai Februari 2021.

Baca Juga: Inilah 5 Karomah Shalat Berjamaah, di Antaranya Dihindarkan dari Kesulitan Hidup

"Saat ini tercatat sebagian besar wilayah Indonesia. Yaitu 94 persen dari 342 Zona Musim telah memasuki musim hujan," tutur Dwikorita dikutip Literasinews dari laman resmi BMKG.

Dwikornita mengatakan cuaca ekstrem berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan.

Sebagai langkah mitigasi, BMKG menyampaikan informasi potensi banjir kategori menengah hingga tinggi untuk 10 hari ke depan. Tujuannya agar menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi masyarakat terhadap potensi bencana banjir, longsor, dan banjir bandang. "Perlu diwaspadai potensi bencana banjir yang dalam waktu dekat kemungkinan terjadi," jelas Dwikornita.

Baca Juga: Kuota Kemenag untuk Rekrutmen Formasi Guru dan Dosen PPPK 2021 Minim. Ini Upaya dan Langkah Menag

Berdasarkan analisis terintegrasi dari data BMKG, PUPR dan BIG, daerah yang diprediksi berpotensi banjir kategori menengah pada Dasarian III (sepuluh hari ke-3) di bulan Januari 2021 yaitu: Banten bagian selatan, Jawa Barat bagian tengah dan timur, serta sebagian besar Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

Jawa Timur bagian tengah dan timur, Bali bagian utara, Nusa Tenggara Barat bagian utara, sebagian kecil Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah bagian tenggara, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian utara, Maluku Utara dan Papua Barat wilayah Kepala Burung dan Provinsi Papua bagian tengah.

Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan dengan terus memperbarui informasi cuaca baik prediksi dan peringatan dini cuaca ekstrem, prediksi gelombang tinggi dan prakiraan/prediksi cuaca untuk penerbangan.

Baca Juga: Sungai Sembakung Meluap, 533 Rumah di Nunukan Kalimantan Utara Terendam Banjir

Sementara Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Dodo Gunawan mengatakan saat ini sudah memasuki puncak musim hujan sehingga patut diwaspadai peningkatan potensi bencana hidrometeorologi. “Januari-Februari memasuki puncak musim hujan karena itu perlu ditingkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi,” kata Dodo.

Berdasarkan data BMKG pada Dasarian III Januari 2021 terdapat daerah dengan potensi banjir menengah yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi tenggara, Maluku, dan Papua.

“Perlu diwaspadai potensi bencana banjir yang dalam waktu dekat kemungkinan terjadi,” kata Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan Ardhasena Sopaheluwakan.

Baca Juga: Innalillahi, Puncak Bogor Diterjang Banjir Bandang. Hujan Lebat Diprediksi Masih akan Terjadi

Deputi bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, saat ini ada beberapa fenomena cuaca yang harus diwaspadai yaitu MJO (Madden Julian Oscillation) serta fenomena lokal, regional, dan global.

MJO saat ini teramati sedang aktif di wilayah Samudra Hindia sebelah barat Sumatra. Fenomena gelombang atmosfer (Kelvin Wave) diprakirakan cukup aktif di sebagian wilayah Indonesia bagian timur periode 14-17 Januari 2021.

Sedangkan Angin Monsun Asia mengalami penurunan intensitas dalam sepekan terakhir dan diperkirakan akan meningkat kembali dalam sepekan ke depan. Sementara suhu muka laut masih relatif hangat.

Baca Juga: MK Sudah Terima Gugatan Paslon Bupati-Wakil Bupati Pangandaran Adang-Supratman

BMKG memprakirakan pada periode 16-21 Januari 2021 potensi hujan lebat dengan intensitas sedang-lebat terdapat di wilayah, Aceh, Sumatra Utara, Jambi, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT.

Kemudian Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Pada tujuh hari ke depan juga terdapat prospek pertumbuhan awan konvektif (Cumulonimbus) bercampur dengan awan konvektif lainya dengan tingkat kerapatan Occasional (OCNL) sekitar 50-75 persen di atas wilayah  Aceh dan Sumatra Utara, Samudra Hindia sebelah barat Sumatra, Sumatra Selatan, Lampung.

Baca Juga: Bagaimana Penyaluran BLT Subsidi Gaji 2021? Ini yang Disampaikan Menaker kepada Komisi IX DPR RI

Selain itu sebagian besar Pulau Jawa, perairan selatan Pulau Jawa, NTB, NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Laut Jawa. Perairan Selat Makassar, sebagian besar Sulawesi, Laut Sulawesi, Kepulauan Halmahera, dan Kepulauan Maluku.

Serta potensi pertumbuhan awan CB dengan tingkat kerapatan Frequent (FRQ) di atas 75 persen terjadi di atas wilayah Riau, Kepulauan Riau, perairan Natuna, Bangka Belitung, dan perairan utara Kepulauan Halmahera.

Prakiraan potensi pertumbuhan awan konvektif periode Desember 2020-Januari 2021 yang menghasilkan gangguan penerbangan berpotensi pada sebagian besar wilayah Indonesia bagian tengah hingga bagian timur. Wilayah paling berpotensi pertumbuhan awan konvektif terbesar terjadi di sekitar wilayah NTB hingga NTT pada periode tersebut.***

Editor: Hasbi

Tags

Terkini

Terpopuler