Literasi News - Sepuluh hari terakhir Bulan Ramadhan adalah saat-saat puncaknya kenikmatan ibadah yang dirasakan oleh setiap hamba-Nya yang beriman.
Perjuangan dari awal Bulan Ramadhan untuk menjaga diri dari semua amal perbuatan yang akan mengurangi keutamaan pahala ibadah shaum, pada hakikatnya merupakan proses pembersihan diri tazkiyatun nafs, dari semua sifat maupun sikap yang bukan sifat dan sikap manusia sebenarnya, yang selama ini boleh jadi sudah melekat dalam diri kita.
Proses pembersihan diri melalui ibadah shaum adalah salah satu aspek penting yang akan diperoleh oleh setiap orang yang beriman melalui ibadah yang dilaksanakan selama satu bulan lamanya, sehingga ujungnya kembali pada keadaan yang bersih pada fitrah sebagai manusia sesungguhnya.
Bersihnya hati kita dari berbagai macam virus yang merusak sifat manusia inilah yang sebenarnya akan mengangkat derajat kita kelak dihadapan Allah SWT ketika harta, kedudukan, dan keturunan sudah tidak ada lagi nilainya dihadapan-Nya kelak.
وَلَا تُخْزِنِى يَوْمَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ. إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
"Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih," (QS. Asy-Syu'ara' [26]: 87-89)
Baca Juga: Keutamaan Tadarus Al-Quran di Bulan Suci Ramadhan, Amalan Baik yang Dilakukan Nabi Muhammad SAW
Semoga kita dapat memanfaatkan sisa-sisa waktu di penghujung Bulan Ramadhan ini untuk membersihkan hati kita dari kotoran-kotoran hati yang boleh jadi telah lama bersarang di hati kita. Semoga bermanfaat.***
H. Asep Dadan Wildan, M.A.
- Pembimbing Haji dan Umroh Qiblat Tour,
- Ketua Yayasan Kartijah Firdaus
Pondok Pesantren BPPI, SMP BPPI, dan Lembaga Sosial Rumah Firdaus Berbagi