Literasi News - Saat Istri saya terpapar Covid-19 dan harus banyak mendapat asupan makanan bagus, bergizi, ditambah vitamin dan suplemen. Waktu itu, kami lupakan dulu masalah kolesterol, sehingga disiapkan madu, buah-buahan, sayuran, soto, sate, sup, dan beragam makanan maupun minuman nikmat lainnya.
Namun apa yang terjadi? Saat itu Istri saya mengatakan, semua yang dihidangkan tidak ada rasanya, hambar. Tidak ada rasa manis, asin, pahit, asem, pedas, maupun gurih. Semua tak ada rasa, polos, dan hambar.
Masya Allah, Nikmat rasa ini sering kita lupakan, sering kita abaikan. Padahal dalam rasa inilah (selain gizi) bisa menilai kualitas makanan dan minuman. Betapapun mahalnya, betapapun lengkapnya ramuan dan resep makanan, tanpa rasa, semua tidak ada arti lagi.
Saya mencoba "hibur" istri, dengan wangi-wangian. Beberapa macam sisa parfum branded yang dulu kami suka pakai dengan wangi khas dan "distinguished". Namun waktu itu, Ia mengatakan wangi-wangian parfum tak tercium, tak ada aroma. Indra pencium Ini juga nikmat yang sering kita abaikan.
Allah yang Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Pencipta, telah menciptakan lidah sebagai indra perasa dan hidung sebagai indra pencium.
Lidah mempunyai banyak fungsi, salah satunya sebagai indra perasa, membedakan manis, asin, asam, pahit, hingga pedas. Reseptor lidah yang ada pada papila berisi ribuan syaraf sebagai taste bud, sehingga memiliki kemampuan membedakan rasa.
Baca Juga: Muhasabah Pagi: Masalah, Cobaan, Ujian Hidup Merupakan Bentuk Kasih Sayang Allah SWT
Allah juga menciptakan hidung yang memiliki banyak fungsi a.l. membantu pernafasan sekaligus penciuman. Pada hidung di rongga bagian atas ada area sel khusus untuk penciuman, dibantu kelenjar penciuman yang disebut kelenjar Bowman.
Demikianlah dahsyatnya dan sempurnanya Allah dalam menciptakan manusia sebagai mahluk paripurna.