Jokowi Dinilai Jadi Kunci Terbentuknya Koalisi Besar Partai Politik Jelang 2024

8 April 2023, 12:43 WIB
Jokowi Dinilai Jadi Kunci Terbentuknya Koalisi Besar Partai Politik Jelang 2024. /Dok. Tim Media Prabowo/

Literasi News – Sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai menjadi variable kunci dalam potensi pembentukan koalisi besar partai politik (parpol) jelang pilpres 2024. Sifat-sifat yang melekat dalam diri Jokowi sebagai politisi menjadi acuan utama.

Hal tersebut disampaikan pengamat politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona yang menurutnya Presiden RI memiliki kekuatan sosial politik.

“Variabel kunci dari wacana gagasan koalisi besar antara KIR dan KIB dan bisa juga dengan PDI Perjuangan adalah sosok Jokowi karena kekuatan sosial politiknya, yaitu citra diri dan tingkat kecintaan rakyat kepada dirinya yang sangat tinggi," kata dia, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu, 8 April 2023.

Baca Juga: Forum TBM Jawa Barat Gelar Webinar Kemandirian Literasi Finansial

Ia menambahkan bahwa sosok Jokowi bahkan akan mempengaruhi pengusungan calon presiden pada Pilpres 2023 mendatang.

Sebelumya, Presiden Jokowi menghadiri pertemuan dengan para ketua umum (Ketum) parpol pendukung diantaranya Prabowo Subianto dari Gerindra, Airlangga Hartanto dari Golkar, Muhaimin Iskandar dari PKB, Zulkifli Hasan dari PAN, dan Mardiono selaku Plt. Ketum PPP beberapa waktu lalu.

Bagi Mikhael, silaturahmi politik itu menggambarkan betapa kuatnya efek yang ditimbulkan persona Jokowi dalam urusan Pilpres. Pasalnya, dia menilai ide koalisi muncul tak lain atas eksistensi Jokowi.

Dia menjelaskan, persepsi publik menjadi hal pertama yang paling dikuasai Jokowi di kancah perpolitikan. Hal ini lantaran tingkat kepuasan publik (approval rating) terhadapnya punya kecenderungan sangat tinggi.

Baca Juga: Geger Ibu Ida Dayak Sembuhkan Pangeran Arab Saudi, Benar atau Hoax? Cek Fakta Sebenarnya

“Karena menggunakan citra Jokowi dan kekuatan endorsement-nya akan sangat memudahkan urusan pemenangan. Hal itu sejalan dengan kehendak mayoritas rakyat yang suka kepada Jokowi,” katanya.

Kerinduan publik terhadap Jokowi, menurutnya sedikit banyak akan memicu standar pengganti yang harus mirip Jokowi, baik dari profil, cara kerja, dan nilai-nilai yang dianut. Misalnya, dekat dengan rakyat, bekerja keras, dan tidak diskriminatif.
"Karena saat ini psikologi rakyat sangat nyaman dengan Jokowi sehingga mereka juga harus ke sana," ungkapnya.

Sebagai politikus, Mikhael meyakini para ketua umum partai politik yang merapatkan barisan menuju Jokowi memiliki kejelian dalam membaca arah psikologi rakyat.

Baca Juga: Pemprov Jabar Segera Serahkan Usulan Nama Calon Pahlawan Nasional, Salah Satunya Inggit Garnasih

Di sisi lain, Jokowi mengaku jemu selalu dikaitkan dengan hal-ihwal menyangkut Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ia menegaskan koalisi dan printilannya merupakan urusan partai politik (parpol) yang bukan merupakan arahannya sebagai kepala negara.

Dalam sambutan acara Silaturahmi Ramadhan oleh PAN di Kantor DPP PAN, Jakarta, Jokowi mengimbau kepada semua pihak terutama petingga parpol, untuk berhenti mengaitkan dirinya dengan dinamika Pilpres.

"Yang namanya pilpres itu urusannya partai atau gabungan partai, jangan Presiden itu di ikut-ikutkan,” ucap Jokowi, pada Minggu, 2 April 2023 lalu.

“Tapi sering ketua partai ini, dikit-dikit 'sudah direstui presiden', apa hubungannya? Saya kadang-kadang mikir apa hubungannya? Enggak ada hubungannya," katanya lagi. ***

Editor: Abdul Rokib

Tags

Terkini

Terpopuler