Literasi News – Banyak pihak yang menyayangkan pengusaha sekaligus politikus Gerindra, Sandiaga Uno yang mengambil tawaran Presiden Joko Widodo untuk mengisi jabatan menteri pada Reshuffle Kabinet Indonesia Maju akhir 2020 lalu.
Seperti diketahui, Sandiaga Uno mengambil tawaran Presiden Jokowi untuk mengisi jabatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Kabinet Indonesia Maju.
Keputusan Sandiaga Uno ini dinilai aneh, mengingat posisinya pada Pilpres 2019 lalu, dirinya merupakan Calon Wakil Presiden pendamping Prabowo Subianto, yang menjadi lawan tarung Capres-Cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Baca Juga: Bocoran, Enam Bantuan Pemerintah Ini akan Disalurkan Bulan Januari 2021
Mantan Presiden Indonesia Lawyers Club (ILC), Karni Ilyas akan mengupas tuntas motivasi Sandiaga Uno dalam pengambilan keputusan tersebut, dalam channel YouTube Karni Ilyas Club (KIC), malam ini pukul 20.00, Jumat 1 Januari 2021.
“Saksikan wawancara Karni Ilyas dengan saya, malam ini jam delapan,” demikian ucap Sandiaga Uno dalam video singkat yang ditayangkan dalam akun twitter KARNI ILYAS CLUB, @karniilyasclub, Jumat siang,1 Januari 2020.
Sedikit cuitan pada akun @karniilyasclub tersebut mengenai topik yang akan dibahas, "Saya Gak Mengejar Jabatan..."
Baca Juga: Prof. Zubairi Djoerban: Miris Pesta Kembang Api di Tengah Padatnya Pasien Covid-19 di Rumah Sakit
Betulkan demikian? Masyarakat bisa menyimak dan menilainya sendiri dengan menyaksikan langsung pada channel KIC.
Lontaran kritik terhadap dirinya sempat disampaikan oleh pengamat politik sekaligus pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun.
Refly mengatakn, tidak masalah ketika Prabowo-Sandi mengambil posisi menteri di kabinet Jokowi. Namun yang menjadi sorotan adalah etika politik serta komitmen keduanya dalam melindungi atau mengupayakan kepentingan sebagian pendukungnya yang saat ini ditentang habis-habisan oleh pemerintahan Jokowi.
Baca Juga: Jangan Matikan Hape, SMS Blast Vaksinasi Covid-19 Mulai Dikirim, Kelompok Ini yang Pertama Menerima
“Tetapi bagaimana mereka memiliki komitmen untuk melindungi, mengupaykan kepentingan para pendukungnya yang banyak dipersekusi, yang mudah sekali dilaporlkan, ditangkap, dan lain sebagainya,” ujar Refly dalam tayangan di Channel YouTube-nya, Refly Harun, yang mulai disiarkan pada Senin 29 Desember 2020 lalu.***