Literasi News – Pengamat Politik, Refly Harun menyoroti perihal jerit hati pendukung lawan politik Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang saat ini masuk dalam lingkup kabinet Jokowi.
Seperti diketahui, Prabowo Subianto sejak awal mengambil posisi Menteri Pertahanan dan Sandiaga Uno mengambil posisi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada reshuffle Kabinet Indonesia Maju pada Selasa 22 Desember 2020 ini.
Menurut pakar Hukum Tata Negara ini, tidak ada masalah ketika Prabowo-Sandi mengambil posisi menteri, tetapi yang menjadi sorotan adalah etika politik serta komitmen dalam melindungi atau mengupayakan kepentingan para pendukung keduanya pada masa Pilpres 2019 lalu.
Baca Juga: Zona Merah di Jawa Barat Bertambah Lagi, Jadi Empat Daerah
“Tetapi bagaimana mereka memiliki komitmen untuk melindungi, mengupaykan kepentingan para pendukungnya yang banyak dipersekusi, yang mudah sekali dilaporlkan, ditangkap, dan lain sebagainya,” ujar Refly dalam tayangan di akun Youtube-nya, Refly Harun, yang mulai ditayangkan pada Senin 29 Desember 2020.
Menurut Refly, harusnya bukan Prabowo dan Sandiaga Uno saja yang memperjuangkan para pendukungnya itu dari ancaman-ancaman hukum, tetapi juga Presiden Jokowi sendiri yang harus pro aktif dalam menegakkan demokrasi.
“Terlalu mudah orang dipenjarakan hanya karena beda pendapat, dengan bahasa penghinaan, penyebaran kebencian, berita bohong, dan lainnya. Padahal mereka yang melakukan itu adalah yang ingin bersikap kritis terhadap kekkuasaan,” terang Refly.
Baca Juga: Piala Dunia U-20 Tahun 2021 Indonesia Resmi Ditunda. Ini kata Menpora
Meskipun tidak dipungkiri ada beberapa di antaranya yang benar-benar menyebarkan berita hoax, seperti Ratna Sarumpet yang terbukti menyebar berita bohong atas tuduhan penganiayaan terhadap dirinya.