Network
Literasi News - Sosia Politika dan librty.id meggelar diskusi rutin Politik Demokrasi pada tanggal Rabu, 23 November 2022 pukul 20:00 via zoom meeting.
Diskusi yang mengusung tema bertajuk "Menutup Buku Politisasi Identitas Mempertegas Identitas Partai Politik," diniali menjadi penting jika ini benar benar dibedah secara ilmiah dan menjadi fokus utama untuk setiap elemen yang terlibat dalam pemilu
Sebagaimana disampaikan Ketua Sosia Politika Acep Jamaludin mejelaskan jika persoalan ini adalah akar dari sebab terjadinya ketidak jelasan mengenai ide perubahan yang akan dibawa oleh setiap partai untuk Indonesia.
Baca Juga: Prioritaskan Keselamatan Warga Pendidikan, Mendikbudristek Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Cianjur
"Saya melihat jika parpol memiliki ide yang jelas atas dasar ideologi partai tidak akan terjadi yang namanya politik identitas ataupun politisasi identitas saya kira ini akar masalahnya" kata Acep Jamaludin dalam rilisnya.
Selanjutnya, Hikari Persada dari Publik Virtue yang menjadi narasumber dalam diskusi ini menegaskan dengan ketidak jelasan identitas partai membuat pragmatisme politik.
"Ketidakjelasan identitas politik partai membuat kita sulit untuk mendiversifikasi arah kebijakan parpol sehingga ynag nampak hanyalah politik pragmatisme dan politisasi identitas," katanya.
Sementara Kahfi Adlan dari Perludem mengatakan hasil survey yang jauh dengan partai politik termasuk metode partai politik yang menggunakan uang sebagai alat kemenangannya menyebabkan masyarakat apatis
"Bahwa berdasarkan survey indikator politik pun sekitar 85,9 % masyarakat yang merasa jauh dengan partai politik, partai hanya menggunakan politik identitas sebagai jalan renyah untuk mendapatkan voters saja. Karenanya wajar bila masyarakat menjadi apatis dalam persoalan politik elektoral ini. Selain itupun, money politik menjadi hal penting wajib kita awasi kedepan," katanya.
Baca Juga: Bantu Korban Gempa Cianjur, Relawan GTD Bangun 5 Titik Pengungsian di Desa Cibulakan, Cugenang
