Kata Pengamat Pendidikan, Inilah Efek Psikologis yang Fatal dari Pembelajaran Secara Daring

- 19 Oktober 2020, 19:34 WIB
Ilustrasi depresi: Kementerian PPPA sebut jika anak perempuan yang berumur kurang dari 8 tahun lebih rentang mengalami depresi selama masa pandemi Covid-19.
Ilustrasi depresi: Kementerian PPPA sebut jika anak perempuan yang berumur kurang dari 8 tahun lebih rentang mengalami depresi selama masa pandemi Covid-19. /PIXABAY

Literasi News – Pengamat pendidikan, Indra Charismiadji mengatakan, sejak awal virus corona mewabah di tanah air, yang kemudian berdampak pada sistem pendidikan dengan diberlakukannya pembelajaran jarak jauh (PJJ), adalah dampak psikologis bagi siswa, guru, termasuk orang tua.

Menurutnya, dampak dari pandemi sangatlah luas dengan diberlakukannya karantina, di mana sebagian daerah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Demi mencegah terpapar virus corona, setiap orang terpaksa harus berdiam diri di rumah. Kondisi inilah yang berefek pada kondisi psikologis setiap orang.

Baca Juga: Bawaslu Cianjur Temukan Dugaan Politik Uang

Kritik mengenai dampak psikologis itulah yang sejak awal paling ditekankan oleh para pemikir pendidikan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

“Di awal pandemi, sekitar Maret-April itu kami di forum pendidikan internasional selalu mendiskusikan dampak-dampaknya, salah satunya adalah faktor psikologis yang memang tidak semua orang bisa betah tinggal di rumah walaupun  bersama dengan keluarganya,” kata Indra, dalam progarm Apa Kabar Indonesia TvOne, Senin 19 Oktober 2020.

Kemudian dirinya pun termasuk kalangan pakar pendidikan lainnya sudah memprediksi akan meningkatnya tindakan-tindakan kekerasan di rumah tangga karena depresi.

Baca Juga: Ini Nama 22 Pemain Timnas U-16 yang Berangkat ke UEA, Ada 3 Pemain Persib Ikut Bergabung

Sebab, orang yang biasanya bebas mendapatkan ruang untuk berekspresi atau berinteraksi dengan bebas secara sosial, tetiba harus mengurung diri di rumah, yang diperparah dengan segala kekhawatiran akan terpapar Covid-19.

“Orang yang biasa dengan mudah mendapatkan kanal-kanal berbicara dengan orang lain, curhat, ketemu, pergi ke satu tempat, kalau yang cewek shopping misalnya sebagai obat stress, yang cowok ngumpul-ngumpul ngurangin stress, dan sekarang harus di rumah terus. Itu tentu ada dampak psikologinya yang tidak mudah untuk dihadapi bersama,” papar Indra.

Menyinggung soal proses pembelajaran sekolah, kasus dugaan kasus bunuh diri siswi SMA di Gowa, Sulawesi Selatan berinisal MI (16) karena stress dengan pelajaran daring atau PJJ, ini menjadi bukti bahwa pemecahan masalah pembelajaran jarak jauh tidak sesederhana hanya disolusikan dengan subsidi kuota internet.

Baca Juga: Kabupaten Bogor Siap Salurkan 1,2 Juta Vaksin Covid-19, Ini Kelompok Prioritas Penerimanya

“Tapi banyak sekali, terutama faktor psikologis. Belum bicara gawai, belum bicara sinyal. Sayangnya Kemendikbud tidak melihat PJJ ini sebagai permasalahan yang harus ditangani secara dalam, yang  diambil hanya subsidi kuota. Dan ini disayangkan,” ungkap Indra.

Walaupun tragedi bunuh dirinya siswi tersebut belum terbukti sepenuhnya menurut kaca mata hukum, tetapi sudah jelas terlihat adanya stress atau dampak psikologis yang dialami para siswa dengan model pembelajaran secara daring.

Ata kasus itu, ia mendesak Kemendikbud termasuk seluruh institusi  pendidikan di tanah air untuk segera bersama-sama memecahkan dampak buruk dari PJJ tersebut.

Baca Juga: Kena Hipnotis Uang Tukang Sate Raib,Warga di Minta lebih Berhati-hati

Terkait itu, Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda mendesak Kemendikbud untuk segera melakukan monitoring dan evaluasi (monev) sampai ke tingkat bawah.

Tujuannya, guna memetakan model pembelajaran yang lebih efektif agar siswa, orang tua siswa, termasuk para tenaga pendidiknya, tidak terlalu terbebani dengan model pembelajaran secara online.

“Terlepas apapun motif (bunuh diri) yang dilakukan, Kemendikbud harusnya sejak awal diterapkannya PJJ, langsung memberlakukan penyederhanaan muatan kurikulum atau adaptasi kurikulum, itu hampir pasti dan harus dilakukan dalam kebijakan jangka pendek ini,” tegas Huda.***

Editor: Atep Abdillah Kurniawan

Sumber: TV One


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x