Menggali Potensi Kerajinan Wayang Golek di Desa Tarumajaya yang 'Kaya' Potensi Wisata Alam

- 6 Januari 2024, 06:53 WIB
Galery di Bumdes Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kab Bandung memajang foto foto potensi wisata alam dan kerajinan wayang golek yang digeluti warga.
Galery di Bumdes Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kab Bandung memajang foto foto potensi wisata alam dan kerajinan wayang golek yang digeluti warga. /Dok. Literasi News/Muhammad Shidiq

Literasi News - Wilayah Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung memiliki berbagai potensi wisata alam. Selain potensi wisata alam, di Desa Tarumajaya juga banyak warga yang menggeluti kerajinan wayang golek.

Potensi wisata alam yang ada di Desa Tarumajaya seperti hamparan kebun teh yang rapi dan memesona. Selain itu ada juga pemandangan gunung, dan danau, didukung dengan cuaca yang sejuk.

Sayangnya, potensi wisata di wilayah tersebut masih belum dieksplorasi maupun dikembangkan. Namun berkat nilai jualnya yang tinggi, saat ini banyak wisatawan yang datang.

Baca Juga: UKM Seni Rupa dan Desain UIN Bandung Gelar Studi Pameran dengan Tema Bayam Mendua Aku

Hal itu terungkap saat Tim Peneliti dari ISBI Bandung yang dipimpin Dr. Mohamad Zaini Alif, S.Sn., M.Ds., dosen sekaligus wakil direktur pascasarjana ISBI Bandung bersama anggotanya Muhammad Shidiq, M.Pd., mengunjungi Desa Tarumajaya.

Menurut Zaini, Desa Tarumajaya bukan hanya memiliki potensi wisata alam, keunggulan lainnya disana juga banyak warga yang menggeluti kerajinan wayang golek. Hal itu terkait erat dengan keberadaan Gunung Wayang yang menjadi inspirasi warga setempat untuk menjadi pengrajin wayang golek.

Dijelaska Zaini, hasil observasi dan wawancara dengan Kepala Desa Tarumajaya, Ahmad Iksan, S.E., awalnya, ada beberapa pengrajin wayang golek, salah satu nama yang terbilang legenda yaitu alm Nandang.

Baca Juga: Odesa Indonesia: Literasi Pertanian dibutuhkan untuk Mengatasi Kemiskinan

Nandang sudah menghasilkan berbagai karya Wayang Golek, ia mewariskan keahliannya kepada Suganda ketua RW 2 Desa Setempat. "Saat kami tiba dilokasi, bapak Suganda sedang tidak ada ditempat, sehingga kami menggali informasi daru istrinya," kata Zaini.

Berdasarkan informasi dari Istri Suganda, suaminya mampu menghasilkan satu hingga dua karya, setiap bulannya. Karya baru dibuat apabila ada pesanan, termasuk jenis atau modelnya dikerjakan sesuai pesanan pula.

Galery di Bumdes Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kab Bandung memajang foto foto potensi wisata alam dan kerajinan wayang golek yang digeluti warga./dok Literasi News
Galery di Bumdes Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kab Bandung memajang foto foto potensi wisata alam dan kerajinan wayang golek yang digeluti warga./dok Literasi News

Menurut penuturannya, pesanan wayang golek akhir akhir ini terbilang rendah. Itu pun pesanan hanya dari konsumen lokal, bahkan pemesannya tak jarang dari desa tetangga.

Baca Juga: Pasca Sarjana ISBI Bandung Gelar International Conference on Arts and Culture (INCARTURE) 5-6 Desember 2023

Pesanan wayang golek biasanya baru ada ketika mendekati perayaan-perayaan tertentu. Misalnya, saat ada pernikahan, pawai desa, atau perayaan kemerdekaan Republik Indonesia.

Sementara mengenai potensi wisata alam di Desa Tarumajaya belakangan ini, beberapa lokasi di daerah tersebut mulai dikenal dan dikunjungi wisatawan. Hal itu tak terlepas dari majunya teknologi informasi, dan makin canggihnya media sosial.

Dengan bantuan media sosial seperti Instagram, Tik -tok, maupun YouTube, membuat potensi wisata alam di Desa Tarumajaya menjadi terekspose cepat dan luas. Bahkan saat ini lokasi wisata alam di wilayah tersebut mulai dikenal dan digemari wisatawan.

Baca Juga: Best Practice Metode Star, Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa dalam Pembelajaran

Salah satu lokasi yang menjadi ikon Wisata di wilayah tersebut yaitu Gunung Wayang. Gunung ini terlihat indah dari kejauhan, dihiasi hijaunya tumbuhan yang menyelimuti gunung. Ditambah lagi, dihadapan gunung terdapat danau buatan yang memang salah satu objek wisata disana.

Hal itu menambah nilai keindahan Gunung Wayang sebagai objek wisata di Desa Tarumajaya. Namun sayangnya masih banyak yang belum mengetaui sejarah Gunung Wayang.

Ketua Tim Peneliti Dr. Mohamad Zaini Alif, S.Sn., M.Ds., dosen sekaligus wakil direktur pascasarjana ISBI Bandung bersama Kepala Desa Tarumajaya, Ahmad Iksan, S.E. /Dok. Literasi News
Ketua Tim Peneliti Dr. Mohamad Zaini Alif, S.Sn., M.Ds., dosen sekaligus wakil direktur pascasarjana ISBI Bandung bersama Kepala Desa Tarumajaya, Ahmad Iksan, S.E. /Dok. Literasi News

Berdasarkan observasi melalui wawancara dengan Direktur Bumdes Tarumajaya, Entep Sutiaman Daryanto, S.I.P., Gunung Wayang memiliki sejarah cukup menarik. Awalnya karena warga setempat dan pengunjung, mengaku sering mendengar suara gamelan dari arah puncak gunung.

Suara gamelan itu diasosiasikan oleh warga setempat atau orang-orang yang mendengarnya seperti ada pertunjukan wayang. Oleh karena itu, dinamai dengan Gunung Wayang.

Baca Juga: Lawung Budaya Masyarakat Adat, Ajang Merajut Asa Enam Kampung Adat di Jawa Barat

Selain latar belakang pengalaman mistis, terdapat juga kisah mitos tentang gunung wayang ini dikalangan warga. Konon pada zaman dahulu, ketika wilayah tersebut masih dikuasai oleh Kerajaan Tarumajaya, ada sepasang kekasih.

Kedua sejoli itu memutuskan untuk melanjutkan hubungannya ke jenjang pernikahan. Ketika semua persiapan telah dilakukan, akibat satu dan lain hal pernikahannya batal. Namun belum bisa digali pasti, apa yang menjadi penyebab batalnya pernikahan tersebut.

Dampaknya, salah satu mempelai frustasi dan marah. Kemudian meluapkannya dengan memporak-porandakan set gamelan yang rencananya akan menjadi hiburan dipernikahannya nanti.

Suara gamelan yang selalu terdengar dari Gunung Wayang, menurut mitos merupakan gamelan pernikahan dari sejoli tersebut. Cerita itu berkembang di warga mengenai suara gamelan itu menjadi inspirasi pemberian nama gunung wayang.

Baca Juga: Komite Nasional Pencegahan Stunting Provinsi Jawa Barat Adakan Gerakan Sosialisasi

Bahkan menurut penuturan Entep, dahulu banyak reruntuhan candi yang ditemukan di atas gunung tersebut. Namun sayangnya, karena kurangnya kesadaran akan nilai sejarah, reruntuhan tersebut terbengkalai dan kini sudah tidak ada lagi.

Sementara mengenai nama Desa Tarumajaya diambil berdasarkan tanaman bernama Tarum yang tumbuh subur di wilayah tersebut. Tarum atau Indigofera adalah tumbuhan penghasil warna biru alami.

Umumnya, warna dari tanaman ini digunakan untuk mewarnai bahan tekstil seperti pembuatan batik. Selain itu, daun tumbuhan ini biasanya digunakan menjadi pakan hewan ternak.

Bentuk tanamannya, menyerupai semak -semak dan tumbuh subur di daerah tropis. Dari sudut pandang morfologinya, tumbuhan ini berdaun hijau muda dan bunga berwarna merah muda keunguan. Warna biru pohon Tarum diperoleh dari rendaman daunnya.***

Editor: Hasbi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x