Menggali Potensi Kerajinan Wayang Golek di Desa Tarumajaya yang 'Kaya' Potensi Wisata Alam

- 6 Januari 2024, 06:53 WIB
Galery di Bumdes Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kab Bandung memajang foto foto potensi wisata alam dan kerajinan wayang golek yang digeluti warga.
Galery di Bumdes Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kab Bandung memajang foto foto potensi wisata alam dan kerajinan wayang golek yang digeluti warga. /Dok. Literasi News/Muhammad Shidiq

Berdasarkan observasi melalui wawancara dengan Direktur Bumdes Tarumajaya, Entep Sutiaman Daryanto, S.I.P., Gunung Wayang memiliki sejarah cukup menarik. Awalnya karena warga setempat dan pengunjung, mengaku sering mendengar suara gamelan dari arah puncak gunung.

Suara gamelan itu diasosiasikan oleh warga setempat atau orang-orang yang mendengarnya seperti ada pertunjukan wayang. Oleh karena itu, dinamai dengan Gunung Wayang.

Baca Juga: Lawung Budaya Masyarakat Adat, Ajang Merajut Asa Enam Kampung Adat di Jawa Barat

Selain latar belakang pengalaman mistis, terdapat juga kisah mitos tentang gunung wayang ini dikalangan warga. Konon pada zaman dahulu, ketika wilayah tersebut masih dikuasai oleh Kerajaan Tarumajaya, ada sepasang kekasih.

Kedua sejoli itu memutuskan untuk melanjutkan hubungannya ke jenjang pernikahan. Ketika semua persiapan telah dilakukan, akibat satu dan lain hal pernikahannya batal. Namun belum bisa digali pasti, apa yang menjadi penyebab batalnya pernikahan tersebut.

Dampaknya, salah satu mempelai frustasi dan marah. Kemudian meluapkannya dengan memporak-porandakan set gamelan yang rencananya akan menjadi hiburan dipernikahannya nanti.

Suara gamelan yang selalu terdengar dari Gunung Wayang, menurut mitos merupakan gamelan pernikahan dari sejoli tersebut. Cerita itu berkembang di warga mengenai suara gamelan itu menjadi inspirasi pemberian nama gunung wayang.

Baca Juga: Komite Nasional Pencegahan Stunting Provinsi Jawa Barat Adakan Gerakan Sosialisasi

Bahkan menurut penuturan Entep, dahulu banyak reruntuhan candi yang ditemukan di atas gunung tersebut. Namun sayangnya, karena kurangnya kesadaran akan nilai sejarah, reruntuhan tersebut terbengkalai dan kini sudah tidak ada lagi.

Sementara mengenai nama Desa Tarumajaya diambil berdasarkan tanaman bernama Tarum yang tumbuh subur di wilayah tersebut. Tarum atau Indigofera adalah tumbuhan penghasil warna biru alami.

Halaman:

Editor: Hasbi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x