Network
Literasi News - Sebanyak 140 santri di wilayah Subang Selatan mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Santri "Pesantrenpreneur" di Pondok Pesantren Al-Muslimun Al-Musri di Desa Cimanglid, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang.
Pelatihan Kewirausahaan Santri Bertajuk "Pesantrenpreneur: Petani Kita Bangkit" merupakan kegiatan Kolaborasi antara Deputi Kewirausahaan Pemuda Kementerian Pemuda Olahraga (Kemenpora) RI dengan Yayasan Al-Muslimun Al-Musri Satu dalam rangka merangsang para santri untuk memiliki wawasan dan keterampilan kewirausahaan khususnya di bidang pertanian.
"Dalam upaya menstimulasi para santri di wilayah Subang Selatan agar menggeluti dunia kewirausaahan. Kami ucapkan terima kasih kepada Kemenpora RI yang telah memfasilitasi dalam bentuk kegiatan program Pesantrenpreneur sebagai penguatan knowledge santri," kata Pimpinan Ponpes Al-Muslimun Al-Musri Kyai Apin Salim kepada wartawan Sabtu, 14 Februari 2023.
Baca Juga: BP2D Akan Segera Lakukan Riset Soal Implementasi Perda Pesantren, Sidkon Djampi: Sangat Menarik!
Menurut Kyai Salim para santri ketika terjun di masyarakat tidak hanya dituntut faham soal ilmu keagamaan saja, karena itu tentu sudah menjadi kewajibannya, tetapi santri juga dituntut untuk bisa menyelesaikan soal problem umum seperti persoalan ekonomi di masyarakat.
"Semoga dengan mengikuti kegiatan ini, santri mendapatkan ilmu praktis soal pertanian, mengingat kalau dilihat dari sisi mata pencaharian umumnya masyarakat di Subang Selatan berprofesi sebagai petani," alumni Ponpes Miftahul Huda Al-Musri itu.
Berdasarkan hasil riset Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani di Indonesia terus berkurang meskipun dikenal sebagai negara agraris.
Seperti contohnya petani Jawa Barat yang paling banyak berada di rentan usia 45 – 49 tahun yaitu sebanyak 36,30%. Sementara, petani berusia 30 – 44 hanya 24,06%.
Baca Juga: Ansor Kota Bandung Beberes Kota Menyambut Hari Santri Nasional 2023
"Penurunan minat generasi muda terhadap sektor pertanian menjadi permasalahan sekaligus tantangan bagi kita semua dalam hal kedaulatan pangan, karena itu santri yang notabene adalah generasi milenial dan generasi z juga harus melek dengan tantangan ini," ujar Kyai Salim.
Senada itu Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora RI Hendro Wicaksono yang menghadiri secara daring kegiatan ini, menyebut Pesantrenpreneur digelar untuk menumbuhkan wirausahawan muda dari kalangan santri.
"Apresiasi kepada Yayasan Al-Muslimun Al-Musri dalam menyelenggarakan Pesantrenpreneur, ini amanah dari Menteri agar tumbuh para enterpreuner atau wirausaha di kalangan santri yang mudah-mudahan sukses," kata Hendro Wicaksono.
Hendro berharap kegiatan Pesantrenpreneur bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh para peserta agar apa yang disampaikan selama pelatihan bisa dipraktekan dan bisa sukses.
Ia menyebut banyak tumbuh anak-anak muda yang sukses dalam berwirausaha, hal ini tidak terlepas karena empat faktor, yang pertama berani bermimpi, kedua berani mencoba, ketiga berani gagal, keempat berani sukses.
"Kita hanya butuh satu kali sukses saja, setelah itu masuk tol. Menjadi orang yang sukses tidak langsung sekali jadi, tapi kita hanya butuh sekali sukses dari banyak kegagalan itu," ungkapnya.
Selain dibekali dengan teori seputar pertanian, peserta juga mengikuti praktek teknik budidaya tanaman cabai yang selama ini menjadi komoditas unggulan yang dikelola oleh para santri di Pesantren Al-Muslimun.
Faqih Ulumudin, salah satu peserta kegiatan Pesantrenpreneur menyatakan dirinya sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
"Dengan keterlibatan kami para santri dalam usaha tani kedepannya pertanian di daerah sekitar ini bisa menjadi lebih berkembang dan lebih baik lagi, dan ini kegiatan pelatihan pertanian yang pertama kali saya ikuti," pungkas dia.***
