SMM Bandung Terapkan Sistem Blended Learning di Tengah Situasi Pandemi Covid-19

9 Februari 2021, 19:18 WIB
Program Blended Learning efektif diterapkan dalam sistem pembelajaran di tengah situasi pandemi Covid-19. /Atep AK/Literasi News

Literasi News- Pandemi Covid-19 telah mengubah cara hidup masyarakat termasuk metode pembelajaran bagi sekolah dan anak.

Jika dahulu kegiatan belajar-mengajar lazim dilakukan secara tatap muka, namun akibat pandemi muncul metode dalam jaringan (daring) atau online.

Ternyata metode pembelajaran daring ini juga mendorong konsep blended learning atau campuran antara online dan luar jaringan (luring) lahir lebih cepat dari yang direncanakan pemerintah.

Baca Juga: Akses Jalan Terputus Akibat Pergerakan Tanah, Warga Kampung Cipari Desa Rawabelut Cianjur Terisolir

Kepala Sekolah Murid Merdeka (SMM) Bandung, Laksmi Mayesti W mengatakan, konsep blended learning pada dasarnya bertujuan untuk menghadirkan fleksibilitas pembelajaran yang tidak pernah dirasakan murid sebelumnya.

"Anak mempunyai kesempatan untuk mengeksplorasi belajar daring secara luas sesuai minatnya, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kebutuhan dan keterampilan sosial lewat pertemuan luring dengan guru dan teman," kata Laksmi melalui siaran persnya, Selasa 9 Februari 2021.

Sekolah Murid Merdeka sendiri, kata Laksmi, memilih untuk memadukan pembelajaran daring dan luring agar menjadi landasan pembelajaran sekolah di masa depan.

Baca Juga: Peringatan Hari Pers Nasional 2021 Dilaksanakan Virtual di Pendopo Cianjur

Menurutnya perkembangan teknologi yang sangat pesat akan membuat anak semakin banyak berinteraksi dengan aktivitas online yang cukup beragam.

Maka dalam penerapan blended learning, kata Laksmi, SMM mengedepankan proses pembelajaran yang menghadirkan solusi bagi murid dengan menerapkan metodologi yang menyenangkan bukan menakutkan serta membosankan.

Selain itu, metodologi yang diterapkan juga mesti bermakna dan berkaitan dengan konteks/aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: TOL CIPALI AMBLAS, Pengelola Bikin Jalur Darurat tapi Tidak Beres Hari Ini

Metodologi yang menyenangkan dan bermakna tersebut, jelas dia, merupakan bagian dari penerapan kurikulum SMM yang berbasis kompetensi dengan enam program kategori pembelajaran.

Keenam kategori pembelajaran itu adalah sains, sosial, numerasi, literasi, dan seni untuk mengembangkan potensi para murid.

Laksmi menjelaskan, keenam program kategori tersebut direalisasikan dengan metodologi menyenangkan.

Baca Juga: BANJIR PANTURA, Kawasan Kota dan Pendopo Pemkab Indramayu Tergenang

Tujuannya, supaya anak dapat belajar memahami konsep dengan cara mencari tahu sendiri melalui praktikum menggunakan tool kit yang dikirimkan ke rumah murid.

Sehingga, tantangan belajar yang selama ini dihadapi anak-anak seperti hanya mengandalkan soal latihan dan buku, jarangnya interaksi langsung antara guru serta murid, dan tidak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, berubah menjadi hal-hal yang positif bagi mereka.

“Murid jadi termotivasi dan mandiri dalam menyelesaikan tugasnya, tumbuh rasa percaya diri dengan hasil karyanya, dan mereka pun inovatif dan komunikatif kala mengekspresikan idenya,” tambah Laksmi.

Baca Juga: KPK Endus Banyak Proyek di Cimahi Dikerjakan Perusahaan Milik Wali Kota Cimahi non Aktif Ajay M. Priatna

Metode blender learning diakui nyaman oleh Rakha, murid SMM kelas 10. Menurutnya, kegiatan belajar di SMM termasuk seru dan menyenangkan karena dilengkapi dengan aktivitas eksperimen.

"Ini yang paling aku suka. Biarpun belajar di rumah, tetap ada kegiatan seperti di laboratorium untuk pelajaran kimia, fisika, dan biologi. Setiap bulan aku pasti menunggu-nunggu tool kit untuk membuat eksperimen di rumah," kata Rakha.

Program blended learning yang diterapkan SMM diakui efektif dan berdampak positif bagi para murid.

Baca Juga: Kemenag Serahkan SK CPNS Formasi Tahun 2019

Hal ini juga diakui Aulia Ulfah, salah seorang orang tua murid PAUD. Aulia mengatakan, setelah selama 3,5 bulan bersekolah di SMM anaknya dapat berinteraksi dengan guru dan teman-temannya yang berasal dari seluruh Indonesia.

"Pelajaran dan nilai-nilai moral yang diajarkan mampu diingat ananda saat di luar jam belajar," kata Aulia.

Hal serupa dialami Nida yang anaknya bersekolah di SMM pada jenjang Sekolah Dasar. Menurutnya sistem blended learning yang diterapkan SMM seru dan menyenangkan.

Baca Juga: PPKM Mikro Berlaku Hari Ini, 1.500 Desa/Kelurahan di Jabar Belum Punya Posko COVID-19

Bahkan, kata Nisa, semenjak masa orientasi pertama dirinya dibuat terkesan karena interaksi guru-guru dalam memandu para murid.

Menurutnya, di setiap sesi mereka juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat masing-masing secara mandiri dan bertanggung jawab.

Anak-anak diajak berkomitmen membuat jadwal, membuat kesepakatan, dan dipandu untuk menentukan tujuan apa yang akan dicapai dalam pembelajaran.

Baca Juga: Penuhi Kewajiban PPKM Mikro, Dana Desa Bisa Dipakai untuk Bangun Posko COVID-19

“Kini proses belajar selalu menjadi aktivitas yang ditunggu anak, katanya ‘kangen’. Keren ya, online tapi bisa terbangun keterikatan," kata Nida.***

Editor: Atep Abdillah Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler