"Program ini gak mungkin diberikan kepada kepala desa yang belum ada inisiatifnya. Kalau yang sudah kelihatan paling tidak setengahnya mau berkembang, nanti kita intervensi melalui Kemenparekraf," tegasnya.
Mengenai potensi wisatanya, kata Huda, lebih baik mengeksplorasi atau memanfaatkan potensi yang sudah ada di desanya masing-masing.
Baca Juga: Data Detail 175.000 PTK Non PNS Calon Penerima BSU Kemendikbud Rp1,8 juta Tersebar di Grup WhatsApp
Ia mencontohkan, jika terdapat makam para wali, desa bersangkutan bisa membangun wisata religi, termasuk juga potensi alam atau pertanian, bisa dikonsep menjadi wisada agro.
"Lalu bikinlah signining (Penanda)-nya, setiap jarak 2 kilometer arah masuk ke gerbang desa itu sudah ada signing, 2 kilometer lagi misalnya dibikin narasi, Anda akan memasuki desa wisata apa, masuk lagi 1 kilometer bikin lagi itu signingnya yang kayak billboard tapi bentuknya bagus," tutur Huda, m,encontohkan.
Baca Juga: Kesbangpol Jabar Gelar Lomba Video Pendek Buat Pelajar, Rebut Piala Gubernur dan Uang Pembinaan
Menurutnya, tinggal semangat dari para kepala desa serta merespon dengan baik program ini, maka program tersebut akan menjadi sejarah bagi Indonesia.
Lebih jauh lagi, generasi saat ini yang membangun desa wisata akan mewariskan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
"Ini sejarah, untuk anak kita, generasi kita mendatang. Inilah yang kita sebut dengan membangun ekosistem industri dan ekonomi kreatif. Dan itu harus diciptakan," katanya.
Baca Juga: Dinas PUPR Cianjur Inventarisir Ruas Jalan Terdampak Bencana Hidrometeorologi