Literasi News - Kabupaten Garut memiliki sejumlah tempat wisata alam yang indah. Namun, beberapa ada yang belum terekspos dengan baik.
Selain itu, juga karena akses yang belum mumpuni seperti jalan yang masih jelek. Hal ini membuat masyarakat, khususnya dari luar kota, enggan mengunjungi lokasi.
Salah satu tempat wisata alam yang potensial itu ialah Leuwi Kanjeng Daleum di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut. Obyek wisata air ini berjarak sekitar 96 kilometer dari Garut Kota.
Baca Juga: Diblokir di Sejumlah Negara, Aplikasi TikTok Pertemukan Kembar Trena-Treni asal Tasikmalaya
Obyek Wisata Air Leuwi Kanjeng Daleum ini memanfaatkan aliran Sungai Cisanggiri. Sungai ini sekaligus menjadi pembatas antara Kecamatan Cibalong dan Kecamatan Cisompet.
Pengunjung yang datang ke sini bisa menikmati wisata air sungai seperti arung jeram, menggunakan perahu karet. Selama perjalanan, bisa menikmati indahnya panorama alam di sekeliling arus yang dilalui.
Lalu, dari mana asal mula penggunaan istilah kanjeng daleum tersebut? Soal ini, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Garut Budi Gan Gan, punya kisahnya.
Baca Juga: Terselip Cerita Kelam Kerusuhan Ambon 1999 di Balik Kisah Si Kembar Trena - Treni
Konon, kata Budi, asal-usul nama Leuwi Kanjeng Daleum itu berawal dari kedatangan seorang kanjeng daleum ke daerah itu. Daleum dalam bahasa Sunda bisa diartikan seseorang yang memiliki jabatan di pemerintahan.
Kedatangan daleum tersebut ke daerah itu bertujuan untuk mencari sumber mata air di sekitar selatan. Air yang sangat diperlukan untuk kebutuhan warga sekitar.
Tanpa sengaja, kanjeng daleum itu tiba di suatu tempat yang belum pernah didatangi oleh siapapun. Pasalnya, lokasi itu memang sangat jauh dari rumah penduduk.
Baca Juga: Menunggu Puluhan Tahun hingga Ajal Datang, Sosok Ini Tak Sempat Melihat Reuni Trena-Treni 20 Oktober
Sambil beristirahat, Kanjeng Daleum termenung melihat keindahan leuwi (hutan) yang sangat menakjubkan. Ia terus mengingat-ingat dan membayangkan perasaannya pernah datang ke lokasi ini. Namun, ia lupa kapan pertama datang.
Setelah sekian lama termenung, ia baru ingat bahwa pemandangan itu pernah datang dalam mimpinya. Maka, tidak heran apabila Kanjeng Dalem sangat hafal keadaan di sekitar karena sama persis dengan yang ia lihat dalam mimpinya.
Maka, pada saat beliau datang ke tempat itu, seperti ada yang menuntun sepanjang perjalanan. Tidak tersesat dan tidak ada kejadian yang aneh.
Semuanya berjalan lancar seolah Kanjeng Daleum sudah sering ke sana. Melihat kejadian itu, para hulubalang dan prajuritnya menceritakan kepada masyarakat.
"Maka, tersiarlah lokasi ini sehingga dinamakan oleh masyarakat sekitar sebagai Leuwi Kanjeng Daleum," kata Budi, seperti dikutip dari www.garutkab.go.id.
Baca Juga: Setelah Kroasia, Timnas U-19 akan TC di Prancis Sekaligus Mengikuti Turnamen Toulon
Awal Oktober lalu, Bupati Garut Rudy Gunawan mengunjungi lokasi itu bersama Kadisparbud Budi Gan Gan. Mereka menjajal sungai tersebut dengan didampingi tim Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Garut.
"Ini surga tersembunyi bagi mereka yang menyukasi wisata alam dan wisata air. Namun, belum terekspos dengan baik karena terkendala jalan yang jelek. Karena itu, kami akan bangun jalan baru menuju lokasi ini, termasuk sebuah jembatan sepanjang 16 meter," ujarnya.
Ke depannya, selain menikmati alam, para pengunjung juga bisa mencoba produk-produk pertanian warga setempat seperti sayuran dan buah-buahan segar yang dipetik langsung. "Insha allah, tahun 2021 wisatawan lokal dan mancanegara sudah bisa menikmati dengan nyaman wisata alam ini," katanya.
Leuwi Kanjeng Daleum itu adalah kelanjutan dari wisata Leuwi Tonjong yang ada di Kecamatan Cihurip. Leuwi Tonjong sempat meraih juara kedua sebagai Surga Tersembunyi Tingkat Nasional tahun 2018.*