Rebo Wekasan: Diyakini sebagai Hari Sial, Benarkah, Simak Penjelasan Disini!

- 12 September 2023, 11:24 WIB
Rebo Wekasan: Diyakini sebagai Hari Sial, Benarkah, Simak Penjelasan Disini!
Rebo Wekasan: Diyakini sebagai Hari Sial, Benarkah, Simak Penjelasan Disini! /Pixabay/

Maksud hadits tidak diperbolehkan meramalkan adanya hal-hal buruk (laa thiyaarata) adalah sandaran tawakal manusia itu hanya kepada Allah, bukan terhadap makhluk atau ramalan.

Karena hanyalah Allah yang menentukan baik dan buruk, selamat atau sial, kaya atau miskin. Jadi zaman, waktu, bulan, dan juga hari, tidak ada sangkut pautnya dengan pengaruh dan takdir Allah. Ia sama seperti waktu-waktu yang lain, ada takdir buruk dan takdir baik.

Bila seorang Muslim pikirannya disibukkan dengan perkara-perkara kesialan, maka ia akan berada pada dua keadaan.

1. Menuruti perasaan sialnya itu dengan mendahulukan atau meresponsnya, maka ia telah menggantungkan perbuatannya dengan sesuatu yang tidak ada hakikatnya.

Baca Juga: Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban: Rukun, Syarat, Persunahan dan Doanya

2. Tidak menuruti perasaan sial itu dengan melanjutkan aktivitasnya dan tidak memedulikan, tetapi dalam hatinya membayang perasaan gundah atau waswas.

Meskipun ini lebih ringan dari yang pertama, tetapi seharusnya tidak menuruti perasaan itu sama sekali dan hendaknya bersandar hanya kepada Allah.

Atas berkembangnya keyakinan adanya hari sial atau hari naas tersebut, kemudian menjadi salah satu agenda yang dibahas dalam Muktamar Ke-3 NU pada 28 September 1928 di Surabaya.

Keputusannya adalah menetapkan tidak mempercayai adanya hari naas. Keputusan ini didasarkan pada pandangan Syekh Ibnu Hajar al-Haitamy dalam Al-Fatawa al-Haditsiyah berikut:

“Barangsiapa bertanya tentang hari sial dan sebagainya untuk diikuti bukan untuk ditinggalkan dan memilih apa yang harus dikerjakan serta mengetahui keburukannya, semua itu merupakan perilaku orang Yahudi dan bukan petunjuk orang Islam yang bertawakal kepada Sang Maha Penciptanya, tidak berdasarkan hitung-hitungan dan terhadap Tuhannya selalu bertawakal. Dan apa yang dikutip tentang hari-hari nestapa dari sahabat Ali kw adalah batil dan dusta serta tidak ada dasarnya sama sekali, maka berhati-hatilah dari semua itu,”.***

Halaman:

Editor: Abdul Rokib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah