Monumen Pers Nasional Menjadi Saksi Sejarah Lahirnya RRI dan PWI Merupakan Bangunan Cagar Budaya Nasional

- 24 Agustus 2022, 07:09 WIB
Monumen Pers Nasional di Jl Gajah Mada 59, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Menjadi Saksi Sejarah Lahirnya RRI dan PWI Merupakan Bangunan Cagar Budaya Nasional
Monumen Pers Nasional di Jl Gajah Mada 59, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Menjadi Saksi Sejarah Lahirnya RRI dan PWI Merupakan Bangunan Cagar Budaya Nasional /Kemendikbud/

Literasi News - Monumen Pers Nasional berada di seberang bundaran antara Jl Gajah Mada dan Jl Yosodipuro, Kota Surakarta. Bangunan itu telah ditetapkan menjadi cagar budaya nasional sejak tahun 2015.

Bangunan kokoh warna abu-abu berlantai empat ini menjadi saksi sejarah lahirnya Radio Republik Indonesia (RRI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada tahun 1946.

Monumen Pers Nasional ini beralamat di Jl Gajah Mada 59, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari. Bangunannya dibuat pada tahun 1918 atas perintah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aria Mangkunegara VII.

Baca Juga: Link Nonton Kinsou no Vermeil Episode 8 Sub Indo, Bukan Streaming Gratis di Otakudesu dan Anoboy

Gedung Monumen Pers Nasional, awalnya bernama Societeit Sasono Soeko Mangkunegaran, yakni salah satu dari tiga bangunan societeit yang pernah ada di Surakarta. Sedangkan dua lagi, Societeit Harmoni dan Societeit Habiproyo.

Ide Monumen Pers Nasional muncul pada peringatan dasawarsa PWI, 9 Februari 1956 yang ditandai berdirinya Yayasan Museum Pers Indonesia dimotori Rosihan Anwar dan BM Diah.

Saat kongres di Palembang pada 9 Februari 1970, tercetuslah niat membangun Museum Pers Nasional. Pada saat peringatan empat windu PWI, 9 Februari 1978, bangunan Societeit Sasono Soeko dipilih sebagai bagian Monumen Pers Nasional dan diresmikan oleh Presiden RI Kedua, Soeharto.

Baca Juga: Nonton Overlord Season 4 Episode 8 Sub Indo Resmi di Bstation, iQIYI, dan Vidio, Simak Sinopsis Selengkapnya

Tampilan bangunan Monumen Pers Nasional ini memadukan kultur Timur dan Barat, hasil rancangan Mas Aboekassan Atmodirono, arsitek pribumi pertama di Nusantara.

Menurut buku "Monumen Pers Nasional: Spirit Journalist of Indonesia", disunting literasinews dari laman indonesia.go.id, gaya Timur desain gedung diwakili oleh bentuk cakrik atau fasad menyerupai Candi Borobudur.

Sementara gaya Barat terlihat dari bentuk jendela, pintu, dan langit-langit yang tinggi, khas arsitektur art deco Eropa.

Baca Juga: Daftar Nama 23 Pemain dan Sinopsis Serigala Terakhir Ditayangkan SCTV: Ada Abimana Aryasatya, Vino G Bastian

Monumen Pers Nasional terdiri dari satu unit bangunan induk dijadikan convention hall, dua unit bangunan berlantai dua mengapit sayap kanan-kiri untuk Balai Budaya dan Wisma.

Selain itu satu unit lainnya berlantai empat di belakang bangunan induk digunakan untuk ruang dokumentasi, konservasi, dan preservasi.

Bagian depan puncak gedung Monumen Pers Nasional ditambahkan ornamen berupa lambang negara Garuda Pancasila. Kemudian dibuat pula ornamen empat naga Catur Manggala Kura telentang menghiasi pintu masuk monumen.

Baca Juga: Tanggapi Rencana Kenaikan Harga Pertalite, Presiden Jokowi: Hitung Secara Detail, Jangan Menurunkan Daya Beli

Lewat Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 210/M/2015, Monumen Pers Nasional ditetapkan sebagai cagar budaya nasional, dilindungi oleh Undang-Undang nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.***

Editor: Hasbi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah