Network
Literasi News - Wabah Covid-19 telah membuat seluruh lapisan masyarakat stress. Virus corona dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok negeri yang tidak sedikit berakhir dengan kematian karena belum ada obat atau vaksinnya.
Setelah kesehatan, dampak selaunjtnya adalah ekonomi. tidak sedikit perusahaan yang terpaksa melepaskan karyawannya demi menyelamatkan bisnis mereka. Sontak, mata pencaharian pekerja pun terancam dan serta sejumlah besar orang seketika terjebak dalam kemiskinan.
Masyarakat benar-benar dihadapkan pada kondisi krisis dan stres berat, yang pada gilirannya berujung pada penyakit baik fisik maupun psikis. Padahal, stress dapat menjadi "pembunuh" utama yang nyata, baik di tempat kerja maupun di kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Timnas U-19 Tak Terkalahkan di Lima Laga Beruntun, Ketum PSSI Ingatkan Pemain Jangan Cepat Puas
"Stres memiliki tujuan yang kuat dalam biologi manusia, tetapi kehidupan modern telah menghasilkan kelebihan penyebab yang menghantui dari hari ke hari. Saat ini kita dihadapkan pada tantangan atau ancaman bagi kesejahteraan, tubuh mengalami stres," ujar Psikiater Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Teddy Hidayat, dalamsiaran persnya, Rabu 21 Oktober 2020.
Namun, lanjut dia, apakah stress itu berkaitan dengan pekerjaan yang membuatnya berada di bawah tekanan yang luar biasa, atau memang menghadapi pergumulan dalam hidup yang diwarnai kekhawatiran yang terus menerus?
"Stress bisa menjadi pembunuh utama yang nyata," tegasnya.
Baca Juga: 56 Santri Yatim Dhuafa Hafiz Al Quran Siap Diwisuda di Hari Santri Nasional 22 Oktober
Guna memenuhi kebutuhan dan tuntutan yang besar akan layanan kesehatan jiwa, kata Teddy, ia bersama institusi dan kelompok yang peduli terhadap kesehatan jiwa, meluncurkan ruangempati.com sebagai media konsultasi kesehatan jiwa.
