Mengenang 16 Tahun Terbunuhnya Munir, Menolak Lupa dengan Dibangunnya Museum HAM

- 9 September 2020, 13:59 WIB
Arsitektur Omah Munir, Museum HAM untuk memperingati terbunuhnya Munir Said Thalib aktivis HAM yang terletak di Sisir, Batu, Jawa Timur /Antaranews.com/
Arsitektur Omah Munir, Museum HAM untuk memperingati terbunuhnya Munir Said Thalib aktivis HAM yang terletak di Sisir, Batu, Jawa Timur /Antaranews.com/ /

 

LiterasiNews Bandung - Munir Said Thalib, terbunuh saat dalam perjalanan udara dari Singapura menuju Amsterdam, tepatnya 3 jam setelah pesawat lepas landas.

Awak kabin menginformasikan kepada penumpang bahwa Munir sakit, sehingga dipindahkan tempat duduknya di sebelah dokter yang pada saat itu segera menangani.

Di tengah perjalanan menuju Amsterdam yang memakan waktu 12 jam, aktivis pejuang HAM itu akhirnya dinyatakan meninggal dunia sekitar 2 jam sebelum pesawat mendarat.

Baca Juga: Mirisnya Diskriminasi Siswa Sekolah Swasta di Jawa Barat

Munir meninggal dunia pada 7 September 2005. Sehingga, pada hari tersebut diperingati sebagai hari Pembela HAM Indonesia.

Namun sayang, kasus pembunuhan Munir masih misterius sampai sekarang. Tidak jelas siapakah dalang sesungguhnya atas kasus pembunuhan tersebut meski aparat hukum telah menjatuhkan vonis 14 tahun penjara kepada pilot Garuda Pollycarpus, yang dinyatakan sebagai pelaku pembunuhan.

Selain memperingati hari Pemela HAM Indonesia, upaya untuk mengenang Munir ialah dengan membangun Museum HAM. Gubernur Jawa Timur Khofiffah Indra Parawansa menjadi pejabat negara yang melakukan peletakkan batu pertama pembangunan museum tersebut pada 8 Desember 2019.

“Dari awal saya berharap museum ini akan menjadi destinasi wisata, sehingga orang juga mendapatkan kualitas saat berkunjung ke Batu,” ujar Khofifah saat prosesi peletakkan batu pertama di Sisie, Batu, Jawa Timur.

Baca Juga: Inilah Jadwal MotoGP 2020 San Marino; Fabio Quartararo tak boleh lengah

Banyak pihak berharap, langkah Khofiffah dalam membangun museum itu bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat agar penegakkan HAM di Indonesia menjadi lebih baik ke depanya.

“Hal tersebut merupakan prinsip universal kemanusian yang terus menerus harus kita diseminasikan,” katanya.

Museum tersebut dibangun di atas tanah milik Pemerintah Kota Batu, dengan luas 2.200 meter persegi. Pembangunannya memakan biaya sekitar 10M yang bersumber dari APBD Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Baca Juga: Pilkada Serentak 2020 Berpotensi Jadi Klaster Baru Covid-19

Secara arsiteklual, Museum HAM memiliki rancangan kesederhanaan dan kelugasan geometris, dengan material dan bahan yang mengesankan berat gelap dan ringan terang.
Anggaran pembangunan Museum HAM dikeluarkan secara berangsur setiap tahun.

Pada 2020 ini akan digelontorkan biaya Rp5M sementara sisanya akan dianggarkan pada tahun berikutnya. Desain museum dirancang oleh Achmad Tardiyana yang merupakan pemenang sayembara desain untuk pembangunan Museum HAM tersebut.***

Editor: Atep Abdillah Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x