Penerapan Prokes di Rumah Rendah, Kasus Covid-19 dari Klaster Keluarga di Tasik Bertambah

- 2 November 2020, 22:50 WIB
Ilustrasi: Petugas memeriksa hasil reagen rapid test COVID-19.
Ilustrasi: Petugas memeriksa hasil reagen rapid test COVID-19. //ANTARA//Destyan Sujarwoko

Literasi News - Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya menyebut bahwa mencatat bahwa penambahan pasien Covid-19 dari klaster keluarga masih terjadi. Seperti pada Minggu (1/11), terjadi penambahan pasien Covid-19 sebanyak 8 orang, dimana yang mendominasi adalah dari klaster keluarga.

“Dari delapan kasus tambahan, lima orang berasal dari klaster keluarga. Sementara satu orang merupakan pelaku perjalanan dan dua orang kasus hasil penelusuran (tracing) tim surveilans. Mangkanya kita selalu sampaikan kalau protokol kesehatan itu penting, tidak hanya di tempat publik, tapi juga di dalam rumah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangkat, Senin (2/11).

Penambahan kasus Covid-19 dari klaster keluarga di Kota Tasikmalaya, menurutnya saat ini masih terbilang tinggi. Hal itu terjadi karena masih rendahnya penerapan protokol kesehatan di rumah. “Selain itu, sejumlah keluarga di Kota Tasikmalaya memiliki kepala keluarga yang disebut weekend husband,” ungkapnya.

Baca Juga: Tempat Isolasi Penuh, Sejumlah Pasien Positif Covid-19 di Cianjur harus Tunggu Giliran

Istilah weekend husband, dijelaskannya, adalah sebutan untuk para suami yang bekerja di luar kota dan pulang saat akhir pekan. Hal tersebut diketahui masih banyak didapatkan, ditambah saat ini angka perjalanan bisnis warga Kota Tasik pun mulai mengalami peningkatan.
Atas kondisi tersebut, Uus meminta kepada warga yang hendak melakukan perjalanan ke luar kota agar melakukan tes cepat atau usap. Jika tidak bisa melakukan hal tersebut, warga agar mengkarantina mandiri dan tidak melakukan interaksi langsung dengan keluarganya.

“Selain itu, setiap orang yang habis bepergian keluar rumah harus selalu membersihkan diri dulu sebelum masuk kembali ke rumah. Seperti misalnya masker yang habis dipakai harus langsung dibuang atau dibersihkan di luar rumah, setelah itu cuci tangan, baru kembali berinteraksi dengan anggota keluarga. Kebiasaan itu harus mulai menjadi budaya baru, sebab Covid-19 tak bisa dilihat secara kasat mata,” jelasnya.

Ia juga mengatakan bahwa masker yang telah dipakai agar tidak dibuang sembarangan, namun dipisahkan dengan sampah lain. Hal tersebut harus dilakukan karena dikhawatirkan bisa menyimpan sisa droplet.

Baca Juga: Covid Belum Berakhir,Ini lirik lagu Adaptasi yang ditulis Muhammad Tulus bersama Petra Sihombing

"Jadi kalau dia positif, masih ada sisanya di situ sampai beberapa waktu dan berpotensi juga menularkan. Yang penting jangan buang (masker) sembarangan," kata Uus.

Halaman:

Editor: Zaenal Mutaqin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x