Zona Merah bertambah jadi 62 kabupaten/kota. Satgas : Tak Ada yang Kebal Covid

- 30 September 2020, 08:24 WIB
Ilustrasi: Petugas tengah melakukan rapidtes Covid-19
Ilustrasi: Petugas tengah melakukan rapidtes Covid-19 /Foto: ANTARA/
Literasi News JAKARTA - Jumlah daerah yang memiliki risiko tinggi penularan COVID-19 atau zona merah pada pekan ini meningkat menjadi 62 kabupaten/kota.
 
Hal itu disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam jumpa pers daring dari Jakarta, Selasa kemarin. "Zona resiko tinggi naik dari 58 kabupaten/kota menjadi 62 kabupaten/kota. Ini adalah peringatan buat kita semua,” kata Wiku dilansir Kantor Berita Antara.
 
Ia mengatakan terus meningkatnya zona merah penularan COVID-19 harus menjadi alarm bagi seluruh pihak agar dapat meningkatkan kewaspadaan.
 
 
Selain zona merah, wilayah dengan risiko sedang penularan COVID-19 atau zona oranye juga meningkat menjadi 305 kabupaten/kota. Sedangkan jumlah wilayah yang tidak terdampak, menurun menjadi 16 kabupaten/kota dari sebelumnya 20 kabupaten/kota. "Kami pesan betul agar wilayahnya jangan sampai terdampak," katanya.
 
Satgas COVID-19 menyoroti secara khusus lima kabupaten/kota zona merah yang sejak pekan lalu belum mengalami perbaikan, dan hingga pekan ini masih menjadi zona merah. Kelima wilayah itu Kota Tangerang (Banten), Kota Pekalongan (Jawa Tengah), Kota Cirebon (Jawa Barat), Jakarta Selatan, Kutai Kartanegara (Kalimantan Timur).
 
“Kami mohon daerah-daerah ini agar dapat meningkatkan penanganan COVID-19 dan segera menurunkan risikonya agar zonasinya menjadi oranye. Mohon sampaikan ke Satgas apabila membutuhkan bantuan dalam rangka menekan risikonya,” ujarnya.
 
 
Selain itu Satgas juga menyayangkan masih banyaknya masyarakat yang merasa yakin tidak akan tertular penyakit COVID-19. Padahal penelitian dan pengalaman dalam penanganan pandemi membuktikan tidak ada satu pun individu yang kebal virus corona jenis baru.
 
“Perlu kami tekankan sekali lagi, tidak ada orang yang kebal terhadap COVID-19. Virus ini tidak mengenal tua atau muda, kaya atau miskin, siapa pun bisa tertular," kata Wiku menanggapi hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan 17 persen masyarakat Indonesia percaya diri tak akan tertular COVID-19 di jakarta, Selasa.
 
Wiku menjelaskan penularan virus corona sangat mudah terjadi. Rajin berolahraga dan tidak keluar rumah bukan menjadi jaminan masyarakat tersebut akan kebal COVID-19.
 
 
Oleh karena itu, kesadaran proteksi diri menjadi penting bagi masyarakat dengan disiplin 3M, yakni menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan. “Jangan berkerumun. Kami berusaha terus untuk mengedukasi masyarakat," ujarnya.
 
Wiku juga meminta kepada masyarakat yang sudah memahami bahaya virus corona agar membantu pemerintah dengan mensosialisasikan pencegahan penularan virus tersebut kepada anggota masyarakat lain.
 
"Kita tidak bisa bekerja sendiri, begitu juga negara melakukan hal yang sama. Kita semua harus betul-betul melindungi secara lokal, nasional dan global dan itu adalah tanggung jawab kita semua," pungkasnya.***

Editor: Hasbi

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x