Urgensi Ukhuwah Islamiah Dan Wathoniyah: Dulu dan Sekarang

- 30 Oktober 2023, 12:30 WIB
Urgensi Ukhuwah Islamiah Dan Wathoniyah; Dulu dan Sekarang.
Urgensi Ukhuwah Islamiah Dan Wathoniyah; Dulu dan Sekarang. /Dok Literasi News

Dinamika politik berubah. Pada periode kedua Jokowi, warga dan ormas NU sudah tidak lagi memiliki musuh imajiner. Sebagaimana pelajaran dari sejarah umat manusia, setiap kali peradaban mencapai puncak, maka tiba giliran kehancuran, yang dimulai dari konflik internal.

Ini pula yang terjadi. Ketika NU dan warga NU tidak memiliki musuh imajiner mereka, katakanlah seperti HTI dan FPI, maka internal NU mengalami perpecahan. Dimulai sejak era kepemimpinan Gus Yahya Sampai sekarang.

Di lain sini, Walaupun sudah mulai ada gerakan Ukhuwah Islamiah, bahkan Wathaniah yang dilakukan oleh sebagian ulama NU, seperti membangun kembali komunikasi dengan mantan-mantan aktivis HTI dan FPI, namun kenyataan itu dinilai bermasalah bagi sebagian elite warga NU. Mereka umumnya masih ta'assub buta *fanatik* golongan secera berlebihan dan selalu menganggap yang lain adalah musuh.

Inilah tantangan dan hambatan besar yang dihadapi umat muslim Indonesia hari ini. Menjalankan ajaran Ukhuwah yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw terasa amat berat di implementasikan. Padahal, masih dalam kategori sesama umat muslim, tetapi tampak berat bagi sebagian elite NU untuk membangun tali asih, tali asuh, dengan mantan-mantan HTI, FPI, alumni 212, dan sejenisnya termasuk dengan PKS.

Tidak perlu heran jika kalimat *Islam Rahmatan lil 'Alamin*, Tasamuh, tawazun dan ta'adul bahkan *Ukhuwah Islamiah* yang sering di dengungkan elit NU/ pengurus PBNU terasa hanya pepesan Kosong belaka, karena senyatanya masih memandang yang berbeda faham keagamaan sebagai musuh bukan sebatas kompetitor dalam dakwah Islamiah. Ini sungguh ironis !!

Menapaki jejak betapa pentingnya ukhuwah Islamiah dan wathoniyah di atas, maka berkoalisinya PKB dan PKS adalah salah satu langkah brilian untuk menggapai jejak sejarah masa lalu Zaman Nabi dan mewujudkan cita-cita Masyumi. Tetapi memang benar, membangun Madinah Munawwarah atau Indonesia dengan semangat ukhuwah Islamiah dan wathoniyah tidak mudah. Egosentrisme dan Fanatisme buta masih menjadi mendung gelap yang menyelimuti hati dan kesadaran kita hari ini. Wallahu a'lam bis shawab.***

Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.

Halaman:

Editor: Abdul Rokib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah