Ada 8 Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia, Menkes Dorong Vaksinasi Lengkap dan Booster

- 14 Juni 2022, 10:27 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin: hingga saat ini sudah terdapat 8 kasus Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.
Menkes Budi Gunadi Sadikin: hingga saat ini sudah terdapat 8 kasus Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia. /Kominfo.go.id

Literasi News - Meskipun secara umum kasus Covid-19 telah menurun selama beberapa bulan terakhir ini, namun masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan (prokes). Pasalnya saat ini muncul subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Hal itu seperti dikonfirmasi oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bahwa hingga saat ini sudah terdapat 8 kasus Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.

Dia menjelaskan, dari 8 kasus itu, 3 di antaranya imported case, yakni kedatangan luar negeri antara lain dari Mauritus, Amerika Serikat, dan Brasil, yang datang pada saat acara Global Platform for Disaster Risk Reduction (23-28 Mei 2022) di Bali.

Adapun 5 kasus lainnya adalah transmisi lokal. Empat kasus transmisi lokal itu terdeteksi di Jakarta, dan satu kasus lainnya terdeteksi di Bali, yang merupakan tenaga medis yang datang dari Jakarta.

"Jadi memang transmisi lokal ini sudah terjadi di Jakarta," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta.

Baca Juga: Indonesia Harus Penuhi 3 Syarat Ini Dalam Transisi Pandemi Menuju Endemi, Simak Penjelasan Menkes

Menurut Menkes, dari 8 orang yang tertular BA.4 dan BA.5, hanya satu orang yang bergejala sedang dan belum mendapat suntikan vaksin dosis ketiga atau booster.

Sedangkan, 7 orang terinfeksi lainnya sudah mendapat booster dan mengalami infeksi dengan gejala ringan dan tanpa gejala.

"Jadi pemerintah sangat mendorong masyarakat untuk vaksinasi lengkap dan vaksinasi booster, serta tetap jalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah," tuturnya.

Menkes menyebutkan beberapa negara di dunia sedang mengalami kenaikan kasus Covid-19 dengan penyebabnya adalah subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Berdasarkan pengamatan Menkes mengenai perkembangan kasus serupa di dunia, ditemukan bahwa subvarian BA.4 dan BA.5 menyebabkan kenaikan kasus, namun puncak dari kenaikan kasus, tingkat hospitalisasi, dan tingkat kematian jauh lebih rendah dibandingkan dari subvarian Omicron yang sebelumnya sudah terdeteksi.

"Kami juga amati khususnya di Afrika Selatan, di mana varian BA.4 dan BA.5 ini pertama kali teridentifikasi, dan hasil pengamatan kami puncak dari penularan BA.4 dan BA.5 ini sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron. Kasus hospitalisasinya juga sepertiga dari kasus Delta dan Omicron, sedangkan kasus kematiannya sepersepuluh dari Delta dan Omicron," ujar Menkes.***

Editor: Hasbi

Sumber: Kemenkes Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x