Literasi News - Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur kembali bererupsi dan mengeluarkan kolom abu setinggi kurang lebih 700 meter dari atas puncak, atau 2.123 meter di atas permukaan laut pada hari Senin 30 November pukul 23.20 WITA.
Erupsi tersebut menjadi kedua kalinya. Letusan pertama Gunung Ili Lewotolok terjadi, Minggu 29 Novemver 2020 pukul 09.45 waktu setempat. Saat itu tinggi kolom abu mencapai 4.000 meter di atas puncak.
Berdasarkan hasil pemantauan Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok, Nusa Tenggara Timur, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah selatan. Demikian dilansir Literasi News dari laman resmi BNPB.
Baca Juga: Jadwal Liga Champion dan Liga Eropa pekan ke 5, Berikut Siaran Langsung Pertandingannya di SCTV
Erupsi tersebut terekam oleh seismogram dengan amplitudo maksimum 24 milimeter dengan durasi kurang lebih 2 menit 25 detik. Pos Pengamatan Gunungapi Ili Lewotolok juga melaporkan adanya suara gemuruh saat terjadi erupsi.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menetapkan kenaikan status Gunung Ili Lewotolok menjadi Level III atau ‘Siaga’ setelah terjadi erupsi dan adanya peningkatan aktivitas gunungapi pada Minggu 29 November 2020.
Dengan penetapan status gunung tersebut, maka PVMBG memberikan rekomendasi kepada masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok dan pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak beraktivitas dalam zona perkiraan bahaya pada radius 4 kilometer dari puncak.
Baca Juga: Pjs Bupati Cianjur Diperiksa, Termasuk Sekda dan 10 Pejabat Lainnya
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata dibantu tim gabungan dari instansi dan unsur terkait lainnya mengevakuasi para warga yang tinggal dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Ili Lewotolok.***