Renovasi Masjid Istiqlal Pertama Setelah 42 Tahun, Ini Foto-fotonya

11 Januari 2021, 07:00 WIB
Sejak diresmikan tahun 1978, baru kali ini Masjid Istiqlal menjalani renovasi. /presidenri.go.id/


Literasi News - Pada Kamis, 7 Januari 2021, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan tentang telah selesainya renovasi Masjid Istiqlal. Renovasi itu adalah yang pertama kali sejak Masjid Istiqlal diresmikan pada 22 Februari 1978. Renovasi itu menelan biaya Rp511 miliar yang bersumber dari APBN.

Sebelumnya, Jokowi sudah tiga kali melihat-lihat hasil renovasi Masjid Istiqlal. Jokowi pun terkesima karena Masjid Istiqlal berubah total dan tampak seperti baru lagi.

"Landscape-nya ditata ulang menjadi indah dan semakin kelihatan tertata rapi. Lantainya juga, saya lihat sudah tiga kali, lebih berkilau. Tata cahayanya juga diganti, sangat modern dan indah. Dan sungai yang membelah (Masjid) Istiqlal juga semakin bersih dan rapi," ujarnya, saat mengumumkan tuntasnya renovasi masjid terbesar se-Asia Tenggara itu.

Baca Juga: Begini Kronologis Teknis Hilang Kontak Pesawat Sriwijaya Air SJY 182. Simak uraian Menhub Budi

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengapresiasi hasil renovasi Masjid Istiqlal itu. Soalnya, tak hanya memaksimalkan fungsi masjid sebagai tempat ibadah, tetapi juga memperhatikan aspek arsitektur, aspek seni, aspek estetika.

"Dan yang tidak kalah penting, tetap mempertahankan pada kaidah-kaidah cagar budaya bangunan masjid, ini sangat penting," ujarnya.

Jokowi menuturkan, Masjid Istiqlal didirikan sebagai ungkapan rasa syukur atas rahmat Allah Swt karena bangsa Indonesia mendapat kemerdekaan. Itu jelas terekam pada tahun 1953 ketika para tokoh umat Islam berkumpul untuk mencetuskan ide mendirikan sebuah masjid sebagai simbol kemerdekaan Indonesia. Dan juga telah disepakati namanya Istiqlal sebagai nama masjid, yang dalam bahasa Arab memiliki arti kemerdekaan.

Baca Juga: Penyaluran BLT BPJS atau BSU Sudah Mencapai 98,81 Persen ?. Berikut ini Penjelasan Kemenaker

Jokowi berharap, Masjid Istiqlal bukan hanya megah secara fisik, tetapi juga sebagai sarana meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt., tempat pemberdayaan umat, dan sebagai pelopor dakwah bil-hal moderasi muslim dunia.

"Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Masjid Istiqlal harus menjadi contoh dari masjid-masjid negara lain di dunia dalam mengembangkan syiar Islam yang menyejukkan, yang membangun toleransi, dan membangun perdamaian," ujarnya. 

Masjid Istiqlal adalah Masjid Nasional Republik Indonesia yang menjadi kebanggaan dan juga merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Perancang Masjid Istiqlal yakni Friedrich Silaban, seorang Kristen Protestan. 

Baca Juga: Mensos Risma Blusukan ke Lokasi Bencana Longsor Sumedang pada Minggu Malam

Dia diberi amanah sebagai perancang masjid karena memenangkan kompetisi rancang masjid yang dicetus oleh Presiden RI ke-1, Soekarno. Desain masjid bertema "Ketuhanan". 

Selaras dengan semboyan Bangsa Indonesia yakni "Bhinneka Tunggal Ika" yang berarti "Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu," Masjid Istiqlal menjadi simbol toleransi antaragama. Pasalnya, lokasinya berseberangan dengan Gereja Katedral.

Dalam proses perancangan Masjid Istiqlal, Friedrich Silaban memasukkan simbol-simbol yang berkaitan dengan Islam dan semangat kemerdekaan.

Baca Juga: Kemenaker Kembalikan Sisa Anggaran BSU atau BLT BPJS Ketenagakerjaan ke Kas Negara, Ini Penjelasanya

Misalnya, kubah masjid berdiameter sekitar 45 meter yang melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia. Lalu, ada ukiran ayat kursi yang melingkari kubah.

Selain itu, Masjid Istiqlal ditopang 12 tiang yang melambangkan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu pada 12 Rabiul Awal.

Pada tahun 1961, pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Soekarno.  Masjid Istiqlal terletak di Jalan Taman Wiyaja Kusuma, Jakarta Pusat yang memiliki luas 9,5 hektar.

Nama "Istiqlal" diambil dari Bahasa Arab yang berarti merdeka. Masjid ini dibangun sebagai perwujudan rasa syukur Bangsa Indonesia yang merupakan mayoritas beragama Islam atas berkat Allah SWT yang telah membebaskan Indonesia dari cengekraman penjajah. ***

 

 

Editor: Dipo Sasono

Sumber: presidenri.go.id jakarta-tourism.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler