Tingkatkan Keterampilan Barista Melalui Kursus dan Pelatihan, Ini Program Kemendikbudristek

- 13 Desember 2022, 10:37 WIB
Ilustrasi barista membuat kopi. Para penyelenggara kursus dan pelatihan perlu terus didorong untuk meningkatkan keterampilan barista.
Ilustrasi barista membuat kopi. Para penyelenggara kursus dan pelatihan perlu terus didorong untuk meningkatkan keterampilan barista. /Clarocafe / Pixabay

Literasi News - Untuk meningkatkan keterampilan barista, para penyelenggara kursus dan pelatihan perlu terus didorong.

Mengasah keterampilan barista itu diperlukan dengan melihat tren bisnis kopi yang meningkat, sehingga peluang bisnis kopi berkembang semakin pesat.

Berdasarkan data Kemendikbudristek, dilihat dari jumlah peminatan peserta, peserta didik barista telah mengalami peningkatan. Pada 2020, ada 455 peserta didik barista, pada 2021 terdapat peningkatan menjadi 1.075, pada 2022 kembali meningkat menjadi 1.130 atau sekitar 240 persen, meski hanya dalam 3 tahun.

"Saya harap, program pelatihannya agar terus diperkuat dan terus berupaya menyesuaikan perkembangan zaman. Jangan lupa untuk terus berinovasi karena trennya juga terus berkembang," kata Direktur Kursus dan Pelatihan (Dirsuslat), Kemendikbudristek, Wartanto.

Ia menyampaikan hal itu dalam webinar bertajuk “Ngobrol di Kedai: Menangkap Tren Usaha Kopi Kekinian melalui Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW)” yang diselenggarakan oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan (Ditsuslat), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Kemendikbudristek, baru-baru ini.

Baca Juga: Waspadai Pelemahan Daya Beli Masyarakat Pada Tahun 2023, Ini Penjelasan Pakar Ekonomi

Wartanto mencontohkan inovasi produk dari kopi kekinian yang memang terus berkembang, seperti padu padan antara kopi dengan alpukat, susu, dan sebagainya.

Instruktur barista sekaligus pemilik LKP Filbert, Rendro Wijoyo, yang menjadi salah satu narasumber dalam acara ini mengatakan bahwa tren usaha kopi kekinian memang membuka peluang yang sangat besar bagi lulusan PKW di bidang barista.

Kesempatan ini tidak hanya di kota-kota besar saja, tetapi kini sudah merambah ke daerah-daerah dengan memanfaatkan potensi-potensi kopi lokal yang juga kian bermunculan.

“Ini menjadi tren yang membuka peluang besar. Apalagi, selama ini memang banyak sekali kedai-kedai kopi mereka tidak memiliki barista. Jadi, kebutuhan tenaga barista-barista ini sangat besar, baik sebagai pekerjanya maupun owner atau pemilik kedai kopinya,” kata Rendro.

Oleh karena itu, Rendro melihat PKW bidang keterampilan barista menjadi sangat penting dan memiliki potensi yang sangat besar bagi rekan-rekan penyelenggara kursus dan pelatihan.

Baca Juga: Universitas Trisakti Merancang RVM Si-Mantan, Mesin Pemilah Sampah sekaligus Pencacah Kemasan Botol Plastik

Meski demikian, Rendro menekankan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh LKP dalam penyelenggaraan PKW keterampilan barista, yakni dukungan sarana dan prasarana yang harus sesuai standar industri serta kerja sama dengan DUDI. Hal ini dimaksudkan agar lulusan yang dihasilkan benar-benar kompeten dan siap untuk berwirausaha.

Di LKP Filbert sendiri, menurut Rendro, ia tidak hanya membuka keahlian barista saja, tetapi juga kompetensi lainnya, seperti bidang roasting coffee dan juga kursus owner coffee shop, yang memang ditujukan untuk para peserta kursus yang ingin membuka kedai kopi.

Pembicara lainnya, Sugeng Pujiono selaku pemilik Critoe Coffee, Bandung mengatakan bahwa bisnis usaha kopi kekinian memang cukup menjanjikan. Selain memang sedang menjadi tren dan gaya hidup masyarakat, keuntungan dari bisnis ini juga cukup menjanjikan.***

Editor: Dipo Sasono

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x