Waspadai Pelemahan Daya Beli Masyarakat Pada Tahun 2023, Ini Penjelasan Pakar Ekonomi

- 13 Desember 2022, 09:55 WIB
Ilustrasi sembako. Pelemahan daya beli masyarakat menjadi hal yang perlu diwaspadai pada tahun 2023, di tengah bayangan ancaman resesi global.
Ilustrasi sembako. Pelemahan daya beli masyarakat menjadi hal yang perlu diwaspadai pada tahun 2023, di tengah bayangan ancaman resesi global. /Pixabay/Mohamad Trilaksono

Literasi News - Pelemahan daya beli masyarakat menjadi hal yang perlu diwaspadai dalam memasuki tahun 2023, di tengah bayangan ancaman resesi global tahun depan.

Pelemahan daya beli masyarakat itu di antaranya karena pelaku usaha menaikkan harga produknya, akibat naiknya harga bahan baku industri.

Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani, dalam Dialog Pakar "Peran APBN dalam Pemulihan Ekonomi" di Jakarta, kemarin.

Dia menjelaskan, beberapa industri akan menaikkan harga karena nilai tukar rupiah sudah menyentuh Rp15.000 per dolar Amerika Serikat. "Sementara asumsi mereka ada di Rp14.600 per dolar AS,” tuturnya.

Disebutkan, depresiasi (pelemahan) nilai tukar (kurs) rupiah dan inflasi China telah meningkatkan harga bahan baku industri.

Meskipun demikian, menurut dia, daya beli masyarakat diperkirakan dapat terjaga dengan pendistribusian Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Baca Juga: Turun Rp7.000, Harga Emas Hari Ini Selasa 13 Desember 2022 Antam Rp998.000 Per Gram di Butik Logam Mulia

Selain itu pada 2023, kenaikan biaya pinjaman bagi pelaku usaha karena kenaikan suku bunga acuan berbagai bank sentral di dunia juga menjadi tantangan.

"Kemarin kita terlambat menaikkan suku bunga acuan BI sehingga capital outflow sudah terjadi. Obligasi pemerintah yang tadinya didominasi investor asing dengan sumbangan hingga 35 persen menjadi hanya 14 persen," katanya.

Halaman:

Editor: Dipo Sasono

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x