Di Jabar 900 Ribu Lahan Kritis, Musim Penghujan Warga Dihantui Banjir dan Longsor

- 29 Oktober 2020, 10:26 WIB
Pekerja merawat bibit pohon jati di Persemaian stek pucuk jati Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Gadung, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (21/10/2020). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong penggunaan bibit unggul pohon jati, mahoni, sengon, gmelina, dan jabon bersertifikat Perhutani untuk meningkatkan keberhasilan dan produktivitas tanaman. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/foc.
Pekerja merawat bibit pohon jati di Persemaian stek pucuk jati Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Gadung, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (21/10/2020). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong penggunaan bibit unggul pohon jati, mahoni, sengon, gmelina, dan jabon bersertifikat Perhutani untuk meningkatkan keberhasilan dan produktivitas tanaman. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/foc. /ADENG BUSTOMI/ANTARA FOTO

"Kalau anggarannya hanya segitu, berarti kita butuh ratusan tahun untuk memulihkan seutuhnya hutan kita,"paparnya.

Baca Juga: Jelang Pilkada, Megawati; Bisa Saja Ada Survei Yang di Bayar

Namun demikian tambah Asep, paling tidak Pemprov punya roadmap dalam penanganan lahan kritis ini, misalnya dalam lima tahun ini kita akan menangani lahan kritis yang betul-betul kritis.

Misal fokus revitalisasi untuk 50 sampai 100 ribu hektar, dengan sumber anggaran dikolaborasikan baik dari pemerintah pusat, daerah atau bersumber dari swasta seperti CSR.

"Solusi panjang penanganan banjir ya itu, selain penting juga adanya kesadaran bersama untuk setia menjaga lingkungan dan alam raya ini."pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Zaenal Mutaqin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x