Literasi News - Stok darah berbagai golongan di Unit Donor Darah (UDD) PMI Cianjur, Jawa Barat menipis selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat level 3.
Kepala Pelayanan UDD PMI Cianjur, Pratiwi Numalasari, mengatakan pembatasan yang diberlakukan, melarang pengumpulan massa untuk menghindari kerumunan, sehingga aksi donor massal tidak dapat digelar seperti biasa, sedangkan kebutuhan darah tetap tinggi setiap harinya.
Untuk memenuhi Ketersediaan stok darah, lanjut Pratiwi, dilaksanakan melalui program termasuk mendatangi kelompok pendonor atau mobile unit.
Baca Juga: Laptop Merah Putih Dinilai Terlalu Mahal, Warganet: Gede Amat Selisih Harganya
"Selama PPKM darurat diberlakukan untuk kebutuhan darah setiap harinya, kita hanya mengandalkan pendonor rutin dan donor penganti. Akibatnya stok darah mengalami krisis terutama golongan AB, A dan B, " kata Pratiwi, kepada wartawan, Sabtu 31 Juli 2021.
Pratiwi menyebutkan, kebutuhan darah aman setiap harinya, diangka 50 labu berbagai golongan. Selama pemberlakuan pembatasan, pihaknya hanya memiliki stok darah berbagai golongan sebanyak 20 labu darah, sehingga sempat mengalami krisis.
"Kebutuhan darah di Cianjur, untuk tiga rumah sakit yang ada seperti RSUD Sayang Cianjur, RSUD Cimacan dan RSDH serta pasien thalasemia setiap harinya mencapai 50 labu darah," jelasnya.
Dijelaskan Pratiwi, selama PPKM pendonor yang datang sangat minim, upaya jemput bola pun tidak dapat dilakukan karena jumlah pendonor yang dibatasi, hanya sosialisasi melalui media sosial yang dapat ditingkatkan.
"Sosialisasi di media sosial hingga saat ini, terus kita maksimalkan terkait pentingnya mendonorkan darah, meski hasilnya belum maksimal. Harapan kami tingkat kepedulian masyarakat akan pentingnya donor darah, harus segera terbangun, sehingga dapat menutupi kebutuhan darah seperti di kota lain, tingkat kesadaran masyarakatnya sudah tinggi, " katanya.