Padahal, banyaknya jumlah pengunjung ke tempat wisata belum tentu berdampak banyak bagi masyarakat lokal dan lingkungan.
Baca Juga: BMKG: Peringatan Dini Gelombang Tinggi di Wilayah Perairan Indonesia Pada 15-16 Agustus 2022
"Dulu, dan ini tidak boleh diulang lagi, pariwisata itu fokus kepada kuantitas, mass tourism, kita hitung berapa jumlah turis tanpa terlalu memikirkan apa dampaknya bagi masyarakat lokal, bagi lingkungan," tutur Sandiaga Uno.
"Mereka ini semuanya jadi 'Rohali', apa itu? Rombongan yang hanya lihat-lihat," ujarnya menambahkan.
Oleh karena itu, Sandiaga Uno menekankan agar para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, didorong untuk berubah dari 'Rohali' ke 'Rojali'.
"Sehinga kita dorong mereka menjadi 'Rojali', jadi mereka datang ke sini, 'World Tourism Day', mereka Rombongan yang jadi beli produk-produk ekonomi kreatif, berdampak kepada ekonomi kita," katanya.
"Dan kita harapkan bisa memulihkan ekonomi Indonesia menuju tentunya Indonesia Emas 2045, di mana ekonomi kita diprediksi akan tumbuh menjadi ekonomi 5 besar dunia," ucap Sandiaga Uno menambahkan.
Sebelumnya, Bali resmi ditetapkan sebagai tuan rumah acara puncak World Tourism Day ke-42 yang akan digelar pada 27 September 2022.
Untuk perhelatan tahun ini, World Tourism Day akan mengusung tema "Rethinking Tourism", yang bermakna akan dilakukannya penataan ulang terhadap pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
Baca Juga: Hari Kemerdekaan RI Momentum Tepat Untuk Lebih Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa