Chelsea di Masa Frank Lampard Sering Bikin Jantung Deg-degan

26 Januari 2021, 09:54 WIB
Tangkapan layar youtube chelsea fc /YouTube/

Literasi News - Penampilan Chelsea di masa kepelatihan Frank Lampard tidak bisa dikatakan oke. Malah sering kali membuat jantung deg-degan.

Bagaimana tidak? Lampard yang direkrut pada bulan Juli 2019 yang lalu itu memulai debutnya dengan menelan kekalahan memalukan 0-4 dari Manchester United pada musim 2019/2020.

Laga demi laga berikutnya di ajang kompetisi Premier League selalu naik turun. Meski sempat meraih penghargaan sebagai Manajer Terbaik bulan Oktober 2019, namun Lampard harus bersusah payah membawa Chelsea ke poisis empat di akhir musim kompetisi itu.

Baca Juga: Wow, Universitas di Bandung Ini Miliki Fasilitas Gedung Ramah Lingkungan

Bahkan mantan pemain Liverpool yang menjadi pundit di stasiun televisi olahraga Sky Sports, Jamie Redknapp, menyebut bahwa akhir musim 2019/2020 Chelsea di bawah kepelatihan Lampard termasuk 'amazing' setelah kerja keras yang mereka lakukan.

Posisi empat tersebut membuat Chelsea berhak tampil di Liga Champions bersama Liverpool sebagai juara musim lalu diikuti Manchester City dan Manchester United sebagai peringkat ketiga dan keempat.

Lampard pada musim lalu juga sempat membawa 'The Blues' ke final Piala FA namun harus berakhir dengan kekalahan 1-2 dari musuh bebuyutan dan sekota mereka yaitu Arsenal.

Baca Juga: Heboh Dentuman Misterius di Bali, Lapan: Diduga Sumbernya dari Meteor Jatuh

Memasuki musim kompetisi 2020/2021, Chelsea sempat menunjukkan performa yang apik setelah meraih sembilan kemenangan dari 14 laga mereka di Premier League. Asa mereka untuk menjadi penantang gelar Liga Inggris pun mulai tumbuh.

Namun inkonsistensi penampilan anak-anak asuh Lampard di atas lapangan kembali muncul walaupun Chelsea pada musim ini telah mendatangkan tujuh pemain baru dengan rincian lima pemain di antaranya memakan biaya 247 juta Euro atau 4,2 triliun rupiah dan dua sisanya didapatkan secara gratis.

Lampard memiliki ide segar untuk Chelsea. Dia percaya para pemain muda didikan akademi 'The Blues' mampu membawa Chelsea bersaing dengan klub-klub papan atas lainnya dan mengembalikan kejayaan mereka di masa mendatang.

Baca Juga: Macam- macam Mandi Sunnah, Dalam Kitab Fathul Qorib

Sebagai legenda klub yang pernah harus menunggu selama sembilan tahun semasa kariernya, Lampard tahu betul apa arti penderitaan dan pengorbanan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Itu tidak semudah mengembalikan telapak tangan.

Namun pemikiran manajemen klub dan Lampard kini sudah tidak sejalan. Mereka menganggap 29 raihan poin hasil dari 19 pertandingan yang artinya terpaut 11 angka dari pemuncak sementara Premier League, Manchester United, adalah aib.

Manajemen Chelsea, seperti biasa, ingin hasil yang instan. Ya mungkin setidak-tidaknya tidak buruk-buruk amat. Maka mereka melihat masa depan Lampard bersama klub sudah habis.

Baca Juga: Doyan Pemain Muda, Manchester United Incar Elkan Baggot, Bek Timnas Indonesia

Kini Chelsea dan sang legenda mesti berpisah kembali. Super Frank sudah tidak lagi menahkodai 'The Blues' meski banyak fans-nya yang percaya dengan filosofi yang dia usung.***(Daulat)

Editor: Atep Abdillah Kurniawan

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler