Network
Literasi News - Segala perbuatan baik yang dilakukan seseorang meskipun sebesar dzarrah, bagi Allah SWT tidak sekali-kali lengah dari kebaikan itu dan akan senantiasa dicatat oleh-Nya sebagai suatu kebaikan bagi hamba-Nya (Yunus [10]: 61).
Dalam konteks ini Allah SWT menjelaskan bahwa kebaikan sekecil apapun yang dilakukan, pada hakikatnya itu semua yang akan menyebabkan seseorang dijadikan sebagai kekasih Allah SWT.
Baca Juga: Loker PT. Honda Prospect Motor, Tutup Sampai 5 September 2021
Dalam al Qur'an Allah SWT menggunakan kata waliyullah atau awliyā Allah dalam bentuk jama', sebagai panggilan bagi kekasih-Nya dari kalangan hamba-hamba Nya. Seperti dalam ayat di bawah ini:
أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
"Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa." (QS. Yunus [10]: 62- 63)
Tidak ada kebahagian bagi seseorang dalam kehidupan ini, selain ketika ia sudah dijadikan kekasih oleh Dzat yang Menciptakan dan Pemilik alam semesta yang luas ini.
Baca Juga: Bahas PTM Tatap Muka, Hari Ini Ketua Komisi X, KPAI dan Kemenkes Rapat Koordinasi Nasional
Bagi para kekasih Allah atau awliyā Allah dalam ayat di atas, Allah SWT menjanjikan mereka tidak akan memiliki rasa sedih dan rasa takut dalam menjalani kehidupan seberat apapun, karena sandaran mereka dalam menjalani hidupnya bukan lagi pada makhluk melainkan pada Dzat Pencipta dan Pemilik alam semesta.
Keyakinan dan kesadaran ini yang menjadikan para Nabi dan para pendahulu kita yang sholeh, selalu optimis dan percaya akan segala solusi yang akan diberikan Allah SWT pada permasalahan hidup yang mereka hadapi.
