6 Amalan Sunah Pada Hari Raya Idul Adha dan Keutamaannya

28 Juni 2023, 11:29 WIB
6 Amalan Sunah Pada Hari Raya Idul Adha dan Keutamaannya /

Literasi News- Pada hari raya Idul Adha ada enam amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan bagi umat muslim diseluruh dunia dan juga banyak keutamaannya.

Hari raya Idul Adha identik dengan hari raya qurban karena pada hari ini disunnahkan untuk menyembelih domba, kambing dan sapi bagi yang sudah mampu.

Selain itu ada enam amalan dan keutamaannya pada hari raya Idul Adha. Hal ini tentu agar ketika melakukan hal tersebut bisa mendapatkan pahala. Di Indonesia hari raya Idul Adha akan dilaksanakan pada Kamis, 29 Juni 2023.

Baca Juga: Bacaan Takbiran Idul Adha Versi Pendek dan Panjang, Teks Arab, Latin, dan Terjemahan Indonesia

Dikutip literasinews.com dari laman resmi NU. Berikut enam amalan dan keutamaan yang sangat dianjurkan pada hari raya Idul Adha:

1. Mengumandangkan takbir

Amalan yang paling dianjurkan pada Idul Adha adalah mengumandangkan takbir di masjid-masjid, mushalla, dan rumah-rumah. Anjuran ini mulai bisa dilakukan pada malam hari raya Idul Adha, hingga hari tasyrik terakhir, 13 Dzulhijjah

Hal ini sebagaimana termaktub dalam kitab Raudlatut Thalibin, bahwa disunahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunahkan juga menghidupkan malam hari raya tersebut dengan beribadah.

2. Mandi sahalat Idul Adha

Sebelum melaksanakan shalat Idul Adha, dianjurkan untuk mandi dengan niat khusus. Hal ini boleh dilakukan mulai pertengahan malam hari sebelum waktu subuh, dan yang lebih utama adalah sesudah waktu subuh.

Tujuan dari mandi adalah membersihkan anggota badan dari bau yang tidak sedap dan membuat badan menjadi segar bugar. Karenanya, mandi sebelum waktu berangkat adalah yang paling baik. Berbeda jika mandinya setelah pertengahan malam maka kemungkinan bau badan akan kembali lagi, begitu juga kebugaran badan.

Baca Juga: Resep Masakan Idul Adha 'Kambing Rica-rica' Lezat Menu Andalan Keluarga

Namun, kesunnahan mandi ini tidak terbatas untuk kalangan tertentu, tetapi juga untuk semua kaum muslimin, laki-laki maupun perempuan, baik yang akan berangkat melaksanakan shalat Id maupun bagi perempuan yang sedang udzur syar’i sehingga tidak bisa melaksanakan shalat Id.

3. Menggunakan wangi-wangian

Hal lain yang disunahkan saat Idul Adha adalah memakai wangi-wangian, memotong rambut, memotong kuku, hingga menghilangkan bau-bau yang tidak enak, untuk memperoleh keutamaan hari raya tersebut.

Sebab, pada hakikatnya, hal-hal tersebut boleh dilakukan kapan saja, ketika dalam kondisi yang memungkinkan, dan tidak harus menunggu datangnya hari raya, misalnya saja seminggu sekali saat hendak melaksanakan shalat Jumat. Dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab terdapat keterangan mengenai amalan sunnah ini.

4. Menggunakan pakaian bersih dan suci

Menyambut Idul Adha, umat Islam juga dianjurkan untuk memakai pakaian yang paling baik lagi bersih dan suci. Menurut sebagian ulama, yang paling utama adalah memakai pakaian yang putih dan memakai serban.

Berkaitan dengan memakai pakaian putih, ini diperuntukkan bagi kaum laki-laki yang hendak mengikuti jamaah shalat Idul Adha maupun yang tidak mengikutinya.

Adapun untuk kaum perempuan, cukuplah memakai pakaian yang sederhana atau pakaian yang biasa ia pakai sehari-hari, karena berdandan dan berpakaian secara berlebihan hukumnya makruh, begitu juga menggunakan wangi-wangian secara berlebihan sebagaimana diuraikan dalam kitab Raudlatut Thalibin.

Hal ini juga sesuai sabda Nabi Muhammad saw dalan hadits yang diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Abbas RA, "Rasulullah saw di hari raya Id memakai Burda Hibarah (pakaian yang indah berasal dari Yaman),"

5. Jalan kaki ke masjid

Saat berjalan menuju ke masjid ataupun tempat shalat Idul Adha ini hendaknya dilakukan dengan berjalan kaki. Sebab, hal itu lebih utama, sedangkan untuk para orang yang telah berumur dan orang yang tidak mampu berjalan, maka boleh saja ia berangkat dengan menggunakan kendaraan.

Sebab, dengan berjalan kaki, orang ini bisa bertegur sapa mengucapkan salam dan juga bisa bersalam-salaman sesama kaum muslimin. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan dari Ibnu Umar, "Rasulullah saw berangkat untuk melaksanakan shalat Id dengan berjalan kaki, begitu pun ketika pulang tempat shalat Id,"

Berangkat lebih awal juga dianjurkan guna mendapatkan barisan depan. Sembari menanti shalat berjamaah dimulai, dianjurkan untuk bertakbir. Hal ini sebagaimana dijelaskan Imam Nawawi dalam kitabnya Raudlatut Thalibin.

6. Makan usai Shalat Idul Adha

Selepas melaksanakan shalat Idul Adha, disunnahkan makan. Pada masa Nabi Muhammad saw, makanan tersebut berupa kurma yang jumlahnya ganjil, entah itu satu biji, tiga biji ataupun lima biji, karena makanan pokok orang Arab adalah kurma.

Jika di Indonesia makanan pokok adalah nasi, akan tetapi jika memiliki kurma maka hal itu lebih utama, jika tidak mendapatinya maka cukuplah dengan makan nasi atau sesuai dengan makanan pokok daerah tertentu. Hal ini sebagaimana diriwayatkan juga dari Sahabat Anas ra dan Sahabat Buraidah ra.***

Editor: Abdul Rokib

Tags

Terkini

Terpopuler