Gus Baha Jelaskan Cara Persiapan Diri Menyambut Bulan Suci Ramadhan

14 Maret 2023, 11:17 WIB
Ilustrasi. Gus Baha Jelaskan Cara Persiapan Diri Menyambut Bulan Suci Ramadhan. /Berita Bantul/

Literasi News - Simak penjelasan cara persiapan diri menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 2023 menurut Gus Baha.

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan bahwa mempersiapkan diri memasuki bulan Ramadhan salah satunya adalah dengan mendalami kajian literatur dari para ulama terdahulu.

"Di antara ijazah dari Mbah Maimoen Zubair juga ijazah bapak, ngendika (mengatakan) 'Ihdinas shiratal mustaqim. Shirātal ladzīna an‘amta ‘alaihim ghairil maghdhūbi alaihim wa lad dhāllīn.'

Baca Juga: Hukum Ziarah Kubur Menyambut Bulan Suci Ramadhan, Begini Penjelasan Para Ulama

Jadi, kita tidak bisa shaleh tanpa meniru orang terdahulu. Kita tidak bisa baik tanpa meniru orang terdahulu," ungkap Gus Baha dalam tayangan video. "Menyambut Ramadhan Bersama Gus Baha"

Dikutip pada Senin, 13 Maret 2023. Karena dalam ayat tersebut, lanjut Gus Baha, Allah tidak hanya berfirman ihdinasirotol mustaqim atau "Tunjukan kami jalan yang lurus" semata. Tetapi, Allah juga berfirman bahwa jalan yang benar yakni jalan mereka yang telah Allah beri nikmat.

"Jadi, Allah menghendaki ini, ada masternya," ujarnya. Dalam tradisi pesantren, Gus Baha menjelaskan bahwa untuk mendalami literatur ulama terdahulu ada tradisi yang namanya pasaran.

Di mana, seluruh civitas pesantren akan mengaji kitab dengan intesitas lebih banyak dibanding bulan-bulan selain Ramadhan.

Kalau tradisi di kami, di pesantren, misalnya satu kiai ngajar 2-3 kitab setelah shalat fardu. Bisanya kalau Ramadhan ini full.

Karena ini untuk melengkapi orang Indonesia dapat berkahnya Ramadhan, kalau kita belajar kitab atau membacakan kitab ke masyarakat supaya tau caranya niatnya orang dulu ketika puasa atau cara pandang orang dulu tentang puasa.

Baca Juga: 10 Keistimewaan Bulan Ramadhan Lengkap dengan Kumpulan Doa Harian

"Jabarnya. Dengan begitu, diharapkan seseorang dapat membekali dirinya dengan pemahaman yang lebih jernih dalam memandang Ramadhan,"

Cara pandang Ramadhan secara benar, paling tidak, kita merasa lapar. Betapa sakitnya orang miskin yang lapar, terus menghormati makan karena begitu nikmat.

Ketika puasa melihat makanan yang kita sepelekan pada saat tidak puasa, ketika Ramadhan spesial semua. Bahkan air pun spesial, gedang (pisang) goreng spesial paparnya.

"Di sini ada syukur yang luar biasa. Itu kalau tidak baca literatur ulama terdahulu, kita tidak akan tahu,"tutupnya.***

Editor: Abdul Rokib

Tags

Terkini

Terpopuler