Sejarah Singkat Malam Nisfu Syaban, Menurut Al-Imam Al-Qasthalani

6 Maret 2023, 15:42 WIB
Sejarah Singkat Peringatan Malam Nisfu Syaban, Menurut Al-Imam Al-Qasthalani. /Freepik

Literasi News - Simak sejarah malam Nisfu Syaban yang mana dilaksanakan setiap tanggal 15 Syaban dalam kalender hijriyah.

 Dalam bahasa Arab, kata nisfu dapat diartikan sebagai pertengahan. Sedangkan kata syaban berarti bulan Syaban. Dengan kata lain, arti Nisfu Syaban bisa dipahami sebagai pertengahan bulan.

Banyak penjelasan ulama soal keutamaan waktu nisfu syaban, namun bagaimana sebenarnya sejarah Nisfu Syaban dimulai?

Baca Juga: Keistimewaan dan Amalan Malam Nisfu Sya'ban, Berikut Keutamaannya Bagi Umat Islam

Dikutip di Literasinews.com dari laman NU Sejarah peringatan Malam Nisfu Sya'ban Al-Imam Al-Qasthalani (wafat 923 H) menjelaskan awal mula adanya peringatan malam Nisfu Sya'ban dalam kitabnya Al-Mawahib Al-Laduniyah sebagai berikut:

"Tabi'in tanah Syam seperti Khalid bin Ma'dan dan Makhul, mereka bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam Nisfu Sya'ban. Nah dari mereka inilah orang-orang kemudian ikut mengagungkan malam Nisfu Sya'ban.

Dikatakan, bahwa telah sampai kepada mereka atsar israiliyat (kabar atau cerita yang bersumber dari ahli kitab, Yahudi dan Nasrani yang telah masuk Islam) tentang hal tersebut. Kemudian ketika perayaan malam Nisfu Sya'ban viral, orang-orang berbeda pandangan menanggangapinya

Baca Juga: 15 Manfaat Selendri untuk Kesehatan, Bisa Turunkan Kadar Kolestrol

Sebagian menerima, dan sebagian lain mengingkarinya, mereka yang memgingkari adalah mayoritas ulama Hijaz, termasuk dari mereka Atha' dan Ibnu Abi Malikah. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari kalangan fuqaha' Madinah menukil pendapat bahwa perayanan malam Nisfu Sya'ban seluruhnya adalah bid'ah. Ini juga merupakan pendapat Ashab Maliki dan ulama selainnya."

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang mula-mula memulai peringatan malam Nisfu Sya'ban adalah segolongan ulama Tabi'in daerah Syam. Dalam arti, peringatan malam Nisfu Sya'ban belum ada pada zaman Rasulullah dan Sahabat, baru ada pada zaman Tabi'in.

Peringatan malam Nisfu Sya'ban yang kini diamalkan itu dasarnya adalah mengikuti perbuatan segolongan ulama Tabi'in negeri Syam atau kini dikenal dengan negara Suriah.

Adapun bentuk bagaimana bentuk dan teknis peringatan malam Nisfu Sya'ban ternyata ulama Syam berbeda pendapat. Dijelaskan ada dua pendapat terkait itu.

Baca Juga: 25 Link Twibbon Nisfu Syaban 2023 Gratis dengan Berbagai Desain

Pertama, disunahkan menghidupkan malam Nisfu Sya'ban secara jamaah di masjid. Khalid bin Ma'dan dan Lukman bin Amir mengunakan pakaian terbaik mereka, membakar dupa (bukhur) dan pada malam itu mereka i'tikaf di dalam masjid.

Ishaq bin Rahawaih menyetujui atau tidak mengingkari apa yang mereka lakukan. Ia juga berkata: "Menghidupkan malam Nisfu Sya'ban di masjid-masjid secara berjamaah bukanlah bid'ah." Pendapat ini di nukil oleh Harb Al-Karmani dalam kitab Masa'ilnya.

Kedua, dimakruhkan berkumpul di dalam masjid-masjid untuk menghidupkan malam Nisfu Sya'ban dengan shalat, berdoa dan menyampaikaan kisah-kisah teladan

Namun tidak dimakruhkan shalat sendiri untuk menghidupkan malam Nisfu Sya'ban. Ini adalah pendapat Imam Al-Auza'i, seorang imam,
ahli fiqih dan alimnya negeri Syam. (Al-Qasthalani, Al-Mawahib Al-Laduniyah, juz III, halaman 301)***

Editor: Abdul Rokib

Sumber: NU

Tags

Terkini

Terpopuler