Network
LiterasiNews - Terjangan badai pandemi Covid-19 telah memporak-porandakan semua lini kehidupan di seantero dunia. Krisis kesehatan dengan sendirinya meruntuhkan pula pundi-pundi ekonomi serta lini kehidupan lainnya.
Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merasakan betul imbas dari wabah virus corona jenis baru tersebut. Tak sedikit di antara mereka yang tutup lapak, gulung tikar karena hilangnya permintaan pasar dan tersendatnya suplai bahan baku.
Adalah Muji Harrismoko, salah satu pelaku industri rumahan yang sejak 2010 lalu menggeluti bisnis fashion. Ia bercerita banyak mengenai lika-liku usahanya saat ditemui di rumah kreatifnya di Komplek Margahayu Kencana, Blk. A8 No.7, Margahayu Selatan, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung.
Baca Juga: 60 Keluarga Mengungsi Akibat Banjir Bandang
Diawali dengan jualan T-Shirt di emperan Gasibu, Pasar Andir, dan Pasar Baru Kota Bandung, hingga memenuhi permintaan dari mancanegara, di antaranya Malaysia, Singapura hingga Australia, pernah dialaminya.
Sebelum bencana Covid melanda, ia bersama belasan karyawannya begitu lancar melayani order T-Shirt, sweater, topi, dan beragam jenis produk fashion lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri.
Namun semua permintaan itu benar-benar terhenti ketika pandemi Covid-19 merambah tanah air, khusunya pada bulan Maret 2020 lalu.
Baca Juga: Hore !Bukan Hanya Guru Madrasah, Dosen Non PNS Pun Akan Dapat Subsidi Gaji
Rumah produksinya yang berada di kawasan Margahayu dan Katapang Kabupaten Bandung tiba-tiba senyap. Tak terdengar lagi raungan mesin jahit atau klak-klik tombol komputer desain produknya.
