Network
Literasi News - Sebagai negara tropis, Indonesia punya potensi sinar matahari sepanjang tahun 4,8 KwH per meter persegi yang setara dengan 112.000 gigawatt peak (GWp) atau 112 juta MWp. Namun, dari potensi itu, baru termanfaatkan 10 MWp.
Oleh karena itu potensi memanen sinar matahari sebagai energi baru terbarukan masih sangat melimpah. Dan, ini bisa diterapkan di rumah-rumah melalui PLTS atap.
Bagi warga Indonesia yang ingin rumahnya dipasangi PLTS atap, ada beberapa panduan dan keuntungannya. Hal ini dijelaskan dalam "Panduan Perencanaan dan Pemanfaatan PLTS Atap di Indonesia" yang dikeluarkan Kementerian ESDM bersama USAID, Juni 2020.
Berikut ini cara dan keuntungan memakai PLTS Atap, seperti dikutip dari www.indonesia.go.id
Baca Juga: Rawon Dinobatkan Jadi Sup Terenak se-Asia, Sisihkan 11 Santapan Berkuah dari Negara Lain
1. PLTS atap memakai teknologi sistem on-grid tie. Artinya, dapat dihubungkan dengan jaringan listrik PLN. Jadi, kelebihan daya listrik yang dihasilkan PLTS atap bisa diekspor ke PLN.
2. Setiap pelanggan listrik yang awalnya memakai sistem prabayar atau token listrik, dengan menerapakan PLTS atap, maka secara otomatis akan mengubah model pembayaran tagihan listriknya menjadi pascabayar.
3. Pemasangan PLTS atap lebih mudah apabila konstruksi atap rumah berbentuk datar atau miring menghadap sisi utara dan selatan. Apabila atap rumah miring menghadap sisi timur dan barat, perlu tambahan konstruksi penyangga panel surya agar PLTS atap dapat berfungsi optimal.
4. Berat setiap modul surya berbentuk papan ialah 11-15 kilogram. Karena itu, harus diperhatikan pula kekuatan atap. Makin besar kebutuhan pemasangan PLTS atap, makin berat pula beban yang harus dipikul oleh konstruksi atap rumah pelanggan listrik.
Baca Juga: Pemerintah Hapuskan IMB dan Diganti PGB, Ini Bedanya
