Network
Literasi News - Rawon dinobatkan menjadi sup terenak se-Asia di 2020, mengalahkan 11 santapan berkuah dari negara lain. Makanan khas Jawa Timur itu memenangkan survei yang diadakan TasteAtlas, berdasarkan penilaian dari kritikus restoran profesional dan juga voting dari 63.402 panelis.
Hasil voting yang dimuat dalam akun instagram @seasia.co menyatakan, rawon menduduki peringkat pertama, disusul sup bulalo asal Filipina, kemudian sajian gulai cincang khas Indonesia, lalu Penang Laksa, dan Asam Laksa dari Malaysia.
Menurut situs TasteAtlas yang merupakan laman khusus membahas masakan tradisional, makanan lokal, resep otentik, dan ulasan dari para ahli, rawon adalah sajian yang unik. Sup kaya rasa yang terbuat dari daging dengan beragam rempah-rempah khas Indonesia, seperti daun jeruk, serai, jahe, dan cabai. Dilengkapi dengan bahan andalannya, yakni buah kluwek yang membuat kuah sup menjadi hitam.
Pengolahan rawon yang tidak sembarangan, terutama pada penggunaan buah kluwek yang perlu difermentasi sebelum dikonsumsi. Membuat sajian khas Surabaya, Jawa Timur itu memiliki cita rasa yang benar-benar unik.
Rawon pun biasanya disajikan bersama nasi putih, telur asin, tauge, dan sambal. Sebelumnya, rawon merupakan sajian para bangsawan yang terus berkembang dan semakin populer. Kini, sup kaya daging sapi itu pun dapat dijumpai dengan mudah di rumah makan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Situs yang membahas sekitar 20.000 hidangan, minuman, dan bahan-bahan hampir 15.000 restoran yang dikumpulkan dari seluruh dunia oleh tim yang terdiri dari 30 penulis dan peneliti itu tidak lupa memberikan rekomendasi lima tempat makan rawon terbaik.
Diantaranya Rawon Setan, Warung Sedap Malam-Rawon Kalkulator, Rawon Pak Pangat yang ketiganya berada di Surabaya. Kemudian Rumah Makan Rawon Nguling di Malang, dan Kantin Blauran Surabaya di Jakarta.
Selain mengulas tentang rawon, TasteAtlas juga membahas beberapa sajian khas Indonesia lainnya. Diantaranya Pecel, Tempe Mendoan, Ayam Goreng, dan Nasi Uduk. Rata-rata sajian tersebut mendapatkan nilai tinggi sebagai sajian tradisional terbaik dari Indonesia. Duh, jadi laper!.***
(Shofira Hanan)
