Kenangan Masa Kecil Menag Yaqut Ketika Imlek Datang, Barongsay dan Angpau

- 5 Februari 2021, 07:30 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Menteri, punya kesan tersendiri saat Imlek datang, ketika dia masih kecil.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Menteri, punya kesan tersendiri saat Imlek datang, ketika dia masih kecil. /Twitter @YaqutCQoumas/

Literasi News - Hari Raya Imlek yang diperingati masyarakat Tionghoa akan tiba pada hari Jumat, 12 Februari 2021, termasuk di Indonesia. Sebagian besar keluarga Tionghoa akan merayakannya dengan caranya masing-masing.

Biasanya, Hari Raya Imlek selalu semarak dengan berbagai kegiatan. Tak hanya ditunggu warga Tionghoa, tapi juga masyarakat sekitar. Hampir tiap mal akan mendatangkan kesenian barongsay.

Namun, tidak untuk kali ini. Pandemi Covid-19 membuat seluruh kegiatan yang menimbulkan kerumanan, tidak diizinkan. Itu sebagai upaya bersama untuk mencegah penyebaran Covid-19. Bahkan, berdoa di kelenteng pun akan sangat dibatasi jumlahnya.

Baca Juga: Bertemu Lima Gubernur, Presiden Bahas Penguatan PPKM Level Mikro dan 3T

Semaraknya perayaan Imlek itu pula yang selalu dikenang oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Menurut dia, perayaan Imlek membawa kegembiraan bagi masyarakat Tionghoa, khususnya umat Konghucu. Perayaan imlek juga menjadi kegembiraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Kegembiraan imlek tersebut yang sangat dirasakan Yaqut saat kecil dahulu. Gus Menteri, begitu ia akrab disapa, mengungkap kenangan tak terlupakan saat perayaan Imlek.

Kala itu, Gus Menteri kecil tinggal di lingkungan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah. Pondok pesantren milik keluarganya tersebut, sangat berdekatan dengan permukiman Tionghoa.

Baca Juga: Duel Tottenham Hotspur vs Chelsea Dini Hari Nanti, Tutup Liga Inggris Pekan ke 22

Itu sebabnya, ketika perayaan Imlek itu, Gus Menteri kecil turut merasakan suasana semaraknya. Mulai dari arak-arakan barongsai hingga bagi-bagi angpao.

Bahkan, ia besama para santri lainnya, ikut datang ke rumah saudara-saudara Tionghoa yang tengah merayakan Imlek dan berburu angpao. Rasa persaudaraan dan kerukunan saat itu amat berkesan.

"Dan kita senang sekali karena mendapatkan angpao pada waktu itu,” katanya, dalam jumpa pers bersama Menteri Koordinator PMK Muhajir Effendy dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/2/2021), seperti dikutip dari laman resmi Kemendikbud.

Baca Juga: Perda Pesantren Disahkan Tepat dengan Harlah NU, Sidkon Djampi: Saya Baper

Rasa persaudaraan, kebahagiaan, dan kebersamaan saat itu, masih dirasakan Gus Menteri hingga kini. Namun, meriahnya perayaan Imlek kala itu, tak bisa disamakakan dengan saat ini, di masa pandemi.

"Nah situasi sekarang berbeda. Indonesia dan dunia sedang mengalami pandemi Covid-19. Saya kira umat Konghucu juga harus mawas diri bahwa perayaan Imlek itu bisa dirayakan dengan cara yang sederhana dan mematuhi protokol kesehatan,” ujar Gus Menteri.

Ia menambahkan, dirinya sudah berkomunikasi dengan tokoh-tokoh Konghucu dan tokoh Tionghua untuk tetap menjaga protokol kesehatan selama perayaan Imlek tahun ini. Salah satunya, dengan melakukan perayaan secara virtual.

Baca Juga: Sistem Pengelolaan Haji Kini Terintegrasi Di Aplikasi IKHSAN. Berikut Ini Penjelasan Kelebihannya

"Saya kira saling mengunjungi atau silaturahmi bisa diganti dengan cara-cara saling menjaga satu dengan yang lainnya dari pandemi Covid-19. Misalnya dengan cara virtual," katanya.

Menag meyakini, meskipun dirayakan dengan sederhana, Imlek tidak akan kehilangan maknanya sebagai momen bagi umat Konghucu mengungkapkan rasa syukur. "Ini momen bersyukur bahwa selama setahun dalam perlindungan dan keberkahan dari Tuhan dan berharap di tahun berikutnya akan mendapatkan keberkahan dan perlindungan yang lebih baik lagi,” pungkasnya. ***

Editor: Dipo Sasono

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah