IKA PMII Jabar Gelar Refleksi Harlah PMII, Syaiful Huda; Bangsa ini Butuh Peran Kader PMII

25 April 2021, 03:44 WIB
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda yang juga Alumni PMII Jabar tengah memberikan sambutan dalam acara Refleksi Harlah PMII /Zaenal Mutaqin

Literasi News  - Ketua Komisi X DPR RI menegaskan eksistensi dan masa depan Indonesia tergantung peran kader PMII.

Hal tersebut disampaikan Syaiful Huda dalam kegiatan Bukber Ikatan Keluarga Alumni (IKA) PMII Jawa Barat dengan tema Refleksi 61 tahun PMII di Grill Garden Hotel Papandayan Kota Bandung Sabtu, 24 April 2021.

"Saat ini dan kedepan negara dan bangsa ini sangat membutuhkan peran kader PMII," kata Huda.

Huda yang menjelaskan bahwa ajaran ahlussunah waljama'ah annahdiyah yang dipegang oleh NU dan PMII menjadi modal yang paling utama.
Nahnu ashabul haq, alhaqqul diniy wal haqqul wathoniy: kita pemegang kebenaran, kebenaran agama dan kebenaran bertanah air.

"Kebenaran agama yang kita yakini, sejalan dengan nasionalisme yang kita yakini kebenarannya juga. Sebagaimana yang didoktrinkan khadaratus syaikh KH Hasyim Asy'ari yang menyatakan bahwa agama dan nasionalisme tidak bertentangan," katanya.

Habib Syarif (Kanan) bersama para Alumni IKA PMII Jabar lainya dalam acara refleksi Harlah PMII

"Nasionalisme adalah serbuk bagi proses penyemaian ke-Islaman yang sesungguhnya," sambungnya.

Huda yang  juga ketua DPW PKB Jabar  menegaskan bahwa kader NU dan PMII harus bangga, karena keduanya memiliki saham yang besar dalam sejarah berdirinya bangsa Indonesia.

"Saham NU dan PMII lebih besar dibanding dengan saham elemen politik yang lain. Karena itu, kita akan lawan siapapun elemen politik yang tidak memberikan ruang atau mengeliminir kekuatan politik PMII," katanya.

Baca Juga: Siaran Langsung Semifinal Liga Champion 28-29 April 2021 Putaran Pertama Live SCTV

Dalam sambutannya itu, Huda juga menjelaskan empat momentum sejarah kiprah NU yang memberikan sumbangsih besar pada sistem bernegara di Indonesia.

"Pertama ketika NU memutuskan Indonesia sebagai Darussalam, kalau tidak ada fatwa teologis ini kira-kira peperangan antar umat Islam di Indonesia tidak akan selesai, kemerdekaan tidak akan terpenuhi waktu itu," katanya

Yang kedua adalah disaat perdebatan terkait dengan bentuk negara. Atas usulan dari KH Wahid Hasyim disepakati bahwa negara Republik Indonesia berdasarkan pancasila bukan berdasarkan agama.

"Kalau tidak ada unsur NU disitu kita bisa membayangkan negara ini belum tentu berdiri 17 Agustus 1945,"

Ketiga, ditengah pemberontakan yang dilakukan oleh DI TII, NU memberikan gelar ulil amri addaruri bisauqah pada presiden Soekarno, dan berhasil meredam pemberontakan yang mengatasnamakan agama.

Acara Refleksi Harlah PMII yang di gelar IKA PMII Jabar

Penanda keempat  tutur Huda adalah saat krisis kepemimpin yang dipimpin rezim orde baru, walaupun NU sebagai salah satu organisasi yang didzholimi dan tidak diberikan akses kepada negara. Namun atas insiatif KH. Ahmad Sidik dan KH Abdurahman Wahid, NU malah menyatakan sebagai organisasi yang pertama kali menerima Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Huda.

Oleh karena itu, Huda mengajak kader PMII untuk mengambil peran dalam mendorong kemajuan bangsa Indonesia baik dalam ranah politik maupun ilmu pengetahuan.

Kegiatan Bukber IKA PMII Jawa Barat ini dihadiri 200 lebih sahabat perwakilan sejabar mewakili setiap angkatan alumni PMII, turut hadir diantaranya; Habib Syarif Muhammad, Zainaldi Zaenal, Kang Asep Ubaidillah (sekretaris PWNU jabar, sekaligus sekretaris IKA PMII Jabar), Kang R. Kurnia Permana, Kang Komarudin Taher dan para senior lainnya dengan tetap menjaga protokol kesehatan Covid 19.***

Editor: Zaenal Mutaqin

Tags

Terkini

Terpopuler