Jangan Resah! Ini Penjelasan BMKG Terkait Gempa Megathrust Hingga Tsunami 20 M

- 28 September 2020, 09:42 WIB
Ilustrasi gempa bumi.
Ilustrasi gempa bumi. /PIXABAY/Tumisu

Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting).

Jalur subduksi lempeng umumnya sangat panjang dengan kedalaman dangkal mencakup bidang kontak antar lempeng. Dalam perkembangannya, zona subduksi diasumsikan sebagai patahan naik yang besar, yang kini lebih populer disebut sebagai Zona Megathrust.

Di Indonesia, Zona Megathrust bukanlah hal baru. Sumber gempa ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia.

Zona Megathrust berada di zona subduksi aktif, seperti, Subduksi Sunda yang mencakup (Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba), Subduksi Banda, Subduksi Lempeng Laut Maluku, Subduksi Sulawesi, Subduksi Lempeng Laut Filipina, dan Subduksi Utara Papua.

Saat ini, segmen Zona Megathrust Indonesia sudah dapat dikenali potensinya. Seluruh aktivitas gempa yang bersumber di Zona Megathrust disebut sebagai gempa Megathrust dan tidak selalu berkekuatan besar.

Baca Juga: Manchester City vs Leicester Diwarnai 7 Gol, City Tumbang di Kandang Sendiri

Sebagai sumber gempa, Zona Megathrust dapat membangkitkan gempa berbagai magnitudo dan kedalaman.

Data hasil monitoring BMKG menunjukkan, justru ‘gempa kecil’ yang lebih banyak terjadi di Zona Megathrust, meskipun Zona Megathrust dapat memicu gempa besar.

Terkait hal tersebut, gempa kuat di Zona Megathrust seperti ini memang rentan memicu keresahan akibat salah pengertian. Hal yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah konkret untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa.***

Sumber : instagram @infobmkg

Halaman:

Editor: Zaenal Mutaqin


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x