Bahkan tahun lalu, di TN Ujung Kulon juga terjadi empat kelahiran individu Badak Jawa.
Baca Juga: Mole Jabar Tembus Pasar Ekspor, Panen Perdana Tembakau di Serangpanjang
“Kelahiran Badak Jawa di TN Ujung Kulon juga mempertegas bahwa populasinya terus mengalami perkembangbiakan alami dengan baik, sehingga terus memberi harapan besar bagi kelangsungan hidup satwa langka spesies Badak Jawa,” jelas Wiratno.
Ia juga memastikan soal ketersediaan pakan di semenanjung Ujung Kulon, yang hingga saat ini masih relatif baik.
Ketersediaan pakan itulah yang menjadi daya dukung kehidupan dan perilaku Badak Jawa pada saat ini. Diharapkan akan terus berlangsung hingga masa yang akan datang.
Baca Juga: Marah-marah Itu Merugikan Diri Sendiri Lho, Ini Tips Cara Mengendalikan Emosi
Wiratno menegaskan, situasi pandemi Covid-19 tidak menghambat jajarannya untuk terus melakukan monitoring lapangan.
Monitoring yang dilakukan di antaranya melalui video kamera jebak yang hingga saat ini masih terus berlanjut.
Kegiatan monitoring dan pengamanan penuh (full protection) akan terus dilakukan hingga akhir Desember 2020.
Baca Juga: Beasiswa KIP UIN Akan di Buka, Ini Cara dan Jadwalnya
“Pengambilan data dan observasi habitat terus dilakukan. Pandemi ini tidak menghentikan kegiatan lapangan KLHK khususnya petugas konservasi di TN Ujung Kulon dan taman nasional lainnya di Indonesia,” tegas Wiratno.
Dikatakan, Menteri LHK secara intens memperhatikan dan memerintahkan agar jajarannya untuk tetap bekerja patroli dan kegiatan melindungi kawasan konservasi termasuk satwa liar.
“Dari satu kelahiran ke kelahiran selanjutnya dari Badak Jawa ini terus menyambung, dan ini memperkuat optimisme serta semangat kita, terutama dalam situasi sangat sulit masa pandemi sekarang ini. Ini salah satu pesan substansial dari Menteri LHK," jelas Wiratno.***