Sebanyak 19 Desa di Jawa Barat Tergolong Daerah Risiko Tinggi Bencana, Simak Paparan BPBD

- 23 November 2021, 17:21 WIB
Bencana longsor dan banjir bandang terjadi di Kampung Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.* Sebanyak 19 desa di Jawa Barat tergolong risiko tinggi bencana. Simak Penjelasan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Bencana longsor dan banjir bandang terjadi di Kampung Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.* Sebanyak 19 desa di Jawa Barat tergolong risiko tinggi bencana. Simak Penjelasan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). /Dok. BNPB Indonesia

Literasi News - Saat ini tercatat sebanyak 19 desa di Provinsi Jawa Barat tergolong dalam daerah risiko tinggi bencana alam.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Dani Ramdan, pihaknya menyiapkan program desa tangguh bencana.

"Karena 19 desa tersebut masuk dalam kategori daerah risiko tinggi bencana, sehingga di sana disiapkan program desa tangguh bencana," kata Dani Ramdan seusai Upacara Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Bencana di Jalan Diponegoro Kota Bandung, Selasa 23 November 2021 seperti dilansir Antara.

Dani Ramdan menjelaskan, sebanyak 19 desa yang masuk risiko tinggi bencana tersebut mayoritas berada di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut. "Rawannya berupa bencana longsor, kebanyakan longsor," kata dia.

Baca Juga: Waspada Banjir dan Longsor, BNPB: Ancaman La Nina Bersamaan Puncak Curah Hujan

Baca Juga: Kota Bandung Tak Luput Dari Potensi Bencana Hidrometeorologi, Berikut Peringatan BMKG

Dengan adanya Program Desa Tangguh Bencana, menurut dia, daerah tersebut wajib mengalokasikan anggaran hingga memberikan pengetahuan terkait kesiapsiagaan bencana.

"Kita bentuk desa tangguh di sana. Itu terdiri dari Babinsa, Babinkamtibmas kemudian disiapkan pengetahuannya, peralatannya dibentuk. Selain ada satgas, kepala desa dibantu Babinkamtibmas, Linmas. Kita juga anggaran desanya ada untuk alokasi anggaran bencana," ujarnya.

Dani Ramdan menjelaskan, berdasarkan prakiraan cuaca puncak potensi bencana bakal terjadi pada Januari sampai Februari 2022.

Untuk menghadapi pontensi bencana tersebut, BPBD bersama sejumlah instansi lain menyiagakan pasukan sepanjang Oktober 2021 sampai April 2022.

Halaman:

Editor: Hasbi

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x