Risma menyaksikan beberapa keluarga yang tinggal di bawah kolong jembatan. Risma menyaksikan tempat tinggal gelandangan dengan kelengkapan kasur gulung yang lusuh, almari butut, perangkat mandi, dan sandal jepit yang berserakan di sekitarnya.
Risma kemudian menyusuri bantaran kali sambil menyapa para penghuninya. Berkali-kali Risma menyampaikan keinginan agar mereka mau mengubah nasib mereka dirinya.
Baca Juga: Sale Akhir Tahun, Berikut Harga Oppo Desember 2020
“Bapak ibu, saya hanya ingin penjengan tinggal di tempat yang lebih baik. Ayo pak, mau ya pak,” tegas Risma.
Dari bantaran kali, Mensos Risma dan rombongan bergerak ke Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudi Luhur” di Bekasi. Sesuai dengan namanya, Balai “Pangudi Luhur” merupakan bentuk respon Kemensos terhadap permasalahan gelandangan dan pengemis.
Balai “Pangudi Luhur” menyelenggarakan rehabilitas sosial yang bersifat sementara (temporary shelter). Di sini para “gepeng” mendapat layanan vokasi dalam jangka tertentu, di mana selanjutnya pemberdayaan dilakukan dengan bermitra dengan pemerintah daerah.
Baca Juga: Prabowo-Sandi Masuk Istana Tidak Masalah, Refly Harun: Hanya Secara Etik Melukai Banyak Orang
Di hariperdananya menjalankan tugas sebagai Mensos, Risma memastikan sendiri potret kondisi social secara langsung dari titik permasalahan. Hal ini sejalan dengan pernyataan dia dalam sambutan pada acara serah terima jabatannya sebagai Mensos pada Rabu 23 Desember lalu.
Risma pun menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengubah gaya kepemimpinannya seperti pada saat dirinya menjadi Wali Kota Surabaya. Hal itu sudah dimulai pada Minggu, 27 Desember ketika menyapa para penyandang disabilitas intelektual di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.***