Google Doodle Kenang Sapardi Djoko Damono, Inilah Karya Puisi SDD Paling Terkenal

20 Maret 2023, 22:13 WIB
Google Doodle Kenang Sapardi Djoko Damono, Inilah Karya Puisi SDD Paling Terkenal. /Instagram @gerombolanwoyoo

Literasi News – Hari ini, Google Doodle mengenang hari lahir Sapardi Djoko Damono, pujangga dan penyair legendaris Indonesia.

Sapardi Djoko Damono, biasa disingkat SDD, menjadi salah satu pujangga Indonesia dengan karya-karya puisi yang memikat hati peminat sastra.

Beberapa karya Sapardi Djoko Damono banyak dikenal peminat sastra, salah satunya puisi berjudul Hujan Bulan Juni dan Aku Ingin.

Baca Juga: Sinopsis Drakor 'The Price of Confession', Dibintangi Song Hye Kyo dan Han so Hee

Puisi Hujan Bulan Juni dan Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono seringkali dikutip untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan cinta dan kasih sayang.

Inilah kumpulan puisi Sapardi yang paling terkenal, termasuk Hujan Bulan Juni dan Aku Ingin.

Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Baca Juga: Kesempatan Emas! Kode Redeem FF Senin, 20 Maret 2023 Emoticon, Skin Senjata Permanen Gratis

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Yang Fana adalah Waktu

Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?"
tanyamu.
Kita abadi

Baca Juga: Nonton Anime Tondemo Skill de Isekai Hourou Meshi Episode 11 Sub Indo: Membasmi Gerombolan Wyvern

Cermin 1

cermin tak pernah berteriak;
ia pun tak pernah meraung, tersedan, atau terhisak,
meski apa pun jadi terbalik di dalamnya;
barangkali ia hanya bisa bertanya:
mengapa kau seperti kehabisan suara?

Cermin 2

mendadak kau mengabut dalam kamar, mencari dalam cermin;
tapi cermin buram kalau kau entah di mana, kalau kau mengembun dan menempel di kaca, kalau kau mendadak menetes dan tepercik ke mana-mana;
dan cermin menangkapmu sia-sia

Baca Juga: Daftar Nama Pemain Magic 5 di Indosiar: Ada Afan DA, Basmalah Gralind, Eby DA, Raden Rakha, hingga Sridevi DA

Perahu Kertas

Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan kau layarkan di tepi kali; alirnya Sangat tenang, dan perahumu bergoyang menuju lautan.
"Ia akan singgah di bandar-bandar besar," kata seorang lelaki tua. Kau sangat gembira, pulang dengan berbagai gambar warna-warni di kepala.

Sejak itu kau pun menunggu kalau-kalau ada kabar dari perahu yang tak pernah lepas dari rindu-mu itu.

Akhirnya kau dengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya,

"Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah banjir besar dan kini terdampar di sebuah bukit."

Demikianlah sejumlah karya puisi karya Sapardi Djoko Damono untuk mengenang kelahiran salah satu pujangga legendaris Indonesia.***

Editor: Yuanitasari Ciptadi

Tags

Terkini

Terpopuler