Selebihnya, sebagai bentuk kampanye cinta membaca dan menulis, sekaligus sebagai apresiasi dalam menyambut Hari Sumpah Pemuda
Terkait penyelenggaraan acara, pandemi Covid-19 membuat pihaknya harus melakukan pembatasan jumlah penonton dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Selain bedah buku, kegiatan Nyarisi juga diwarnai dengan musikalisasi puisi dan pameran lukisan.
Baca Juga: Curhatan Rektor USB YPKP Bandung, Beginilah yang Ditakutkan Para Dosen Jika Pandemi Tak Berhenti
"Untuk bedah buku, selain Opik Geulang sebagai penulis, juga menghadirkan Kyai Matdon (Ro’is Am Majelis Sastra Bandung), dan Bilven yang merupakan penerbit Ultimus.***