Indonesia Kekurangan 781 Ribu Guru, Menjadi Salah Satu Permasalahan Pendidikan di Tanah Air

14 Maret 2023, 17:13 WIB
Ilustrasi guru. Indonesia masih kekurangan 781 ribu guru berdasarkan data Kemendikbudristek pada tahun 2022. /Antara/Novrian Arbi/

Literasi News - Indonesia masih kekurangan 781 ribu guru berdasarkan data Kemendikbudristek pada tahun 2022.

Kurangnya ketersediaan guru di Indonesia menjadi salah satu permasalahan pendidikan di Tanah Air.

"Kurangnya ketersediaan guru saat ini, karena banyaknya guru yang akan pensiun," kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Nunuk Suryani.

Hal itu Nunuk Suryani sampaikan di sela-sela pengukuhan 1.238 guru setelah mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Gedung Teater Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Selasa 14 Maret 2023.

Baca Juga: Tercatat 1,85 Juta Mahasiswa Lulus Kuliah Tahun 2022, Ini Penjelasan Kemendikbudristek

Berdasarkan data tahun 2022, menurut Nunuk Suryani, menunjukkan kekurangan guru di Indonesia mencapai 781 ribu. Untuk mengatasi kekosongan atau kekurangan guru tersebut dengan seleksi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

Nunuk menjelaskan tentang isu strategis pembangunan pendidikan nasional yang harus diselesaikan, terutama terkait layanan pendidikan yang belum merata dan kualitas pendidikan yang masih rendah. Menurut data, ada 288 kecamatan di Indonesia yang tidak memiliki SMP dan 681 kecamatan yang tidak memiliki SMA.

Sementara itu, kualitas pendidikan dipengaruhi oleh kompetensi guru yang masih rendah dengan sebaran yang belum merata, serta tidak tersedianya metode penilaian hasil belajar yang ajek.

"Ditambah lagi dengan daya saing perguruan tinggi Indonesia yang masih lemah berdasarkan publikasi, inovasi, dan juga sitasi," ujarnya, seperti dilansir Antara.

Baca Juga: Pendaftaran Program Beasiswa IISMA 2023 Dibuka Februari 2023, Ini Penjelasan Kemendikbudristek

Oleh karena itu, Nunuk menilai Indonesia memerlukan transformasi baru terkait pendidikan, bukan hanya untuk calon guru saja, namun juga untuk membuka cara pandang para guru, sehingga bisa menjawab target Sustainable Development Goals (SDGs).

Cara Pandang Literasi

Sementara itu Direktur Eksekutif APCE UNESCO Prof Ignasius DA Sutapa menjelaskan peran penting Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dalam menyiapkan guru profesional di era digital.

Menurutnya, pendidikan era digital ditandai dengan integrasi teknologi informasi dan komunikasi ke dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Para siswa dan mengajar bisa dengan mudah mengakses sumber pengetahuan yang melimpah.

Kemudahan ini juga memberikan tantangan tersendiri, terutama kemampuan daya inovasi dan kolaborasi yang dapat menjadi modal penting dalam memajukan lembaga pendidikan. Hingga akhirnya bisa menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan dapat bersaing secara global.

Baca Juga: Hapus Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan, Kemendikbudristek Pertegas Komitmen

"Cara pandang lama mengenai literasi dalam dunia pendidikan, yaitu membaca, menulis, dan menghitung, tidak lagi memadai. Para pendidik dan siswa didik harus memaknai literasi baru di era digital yang mencakup tiga hal yakni literasi data, kemampuan membaca dan menganalisis menggunakan informasi di dunia digital, serta literasi teknologi," ujarnya.***

Editor: Dipo Sasono

Sumber: Kemendikbudristek Antara

Tags

Terkini

Terpopuler