“Kita belum tahu. Tapi saya kira ini sangat bagus apalagi ini dibarengi atau diseriuskan prosesnya dari hulu sampai hilir,” katanya.
Artinya, jelas dia, jika pemerintah mengawal dengan baik dari tahap produksi sampai pemasaran, maka program ini akan memberi dampak yang sangat baik, karena persoalan pertanian tidak sekedar produksi di wilayah hulu.
Menurutnya, produksi pertanian selama ini banyak dikeluhkan petani karena kelangkaan pupuk dan sejumlah masalah lainnya.
Begitu juga persoalan pasar yang dari dulu tak pernah berhenti jadi masalah. Karena, problem terbesar petani selama ini adalah tidak memiliki pasar yang pasti.
Baca Juga: Cara Membuat NPWP Elektronik dengan Online, Tak Perlu ke Kantor Pajak. Berikut Langkah dan Syaratnya
“Tentunya kalau Pemprov Jabar membuat sebuah skema pertanian yang sangat lengkap dari proses produksi di hulu sampai hilir lengkap, apalagi melibatkan para pemuda atau generasi milenial, saya kira ini sangat keren dan bagus,” terangnya.
Asep menegaskan, dirinya sebagai anggota legislatif sangat mendukung program tersebut untuk dikembangkan di Jawa Barat.
“Karena salah satu sektor pendongkrak ekonomi yang potensial di Jawa Barat itu ya pertanian, walaupun PAD (Pendapatan Asli Daerah)-nya sampai hari ini belum memberikan angka yang signifikan,” katanya.
Untuk diketahui, Pemprov Jabar siap mengerahkan 5.000 pemuda untuk diterjunkan sebagai petani milenial. Program tersebut akan dimulai pada pertengahan Feburari 2021 ini.