Buya Hamka, Islam, Demokrasi, Fukuyama, Levitsky-Ziblatt

- 30 Agustus 2021, 07:23 WIB
Moeflich H. Hart: Buya Hamka, Islam, Demokrasi, Fukuyama, Levitsky-Ziblatt
Moeflich H. Hart: Buya Hamka, Islam, Demokrasi, Fukuyama, Levitsky-Ziblatt /Dok Literasi News/

Kembali ke ucapan Buya Hamka. Militan, fundamentalis, radikal, bukan karakter Islam dan bukan masa depan Islam? Dalam pengertian yang negatif dan buruk, bisa jadi, tetapi dalam makna yang positif, tesis itu bisa tidak terbukti.

Agama (Islam) adalah keyakinan dan komitmen sebagai way of life, maka tuntutan menyuarakan Islam sebagai jalan hidup, alternatif dan jawaban, akan disuarakan terus. Dominasi dan hegemoni pemikiran Barat selama demokrasi berjaya, seperti tak ada salahnya. Lama kita anut. Namun kalimat Buya Hamka, tampak sedang membuktikan dirinya.

Sejarah sedang bergerak ke arah yang tidak kita duga. Sejarah pascamodern kini tampak sedang membuktikan kebenaran agama. Allah menurunkan Islam dengan segenap cinta-Nya.

"La rayba fihi," "udkhulu fissilmi kaffah." Kita yang selama ini alfa. Astaghfirullah rabbal baraya. Astghfirullah minal khataya. Manusia adalah tempatnya salah, tetapi bila tak sadar-sadar, itu adalah kedunguan.***

Halaman:

Editor: Hasbi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah